Pemerintah Israel Ketar Ketir Hasil Pilpres AS

Jumat 06-11-2020,02:02 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

WASHINGTON - Pemerintah Israel menyatakan khawatir atas hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Mereka mengkhawatirkan, jika kemenangan diraih kandidat Demokrat Joe Biden.

Menurut Pengamat Politik Palestina - Israel, Adnan Abu Amer, di antara kekhawatiran Israel tentang Biden di Gedung Putih adalah bahwa ia dapat membawa AS kembali ke dalam kesepakatan nuklir Iran yang ditarik Trump pada 2018.

\"Israel juga memperkirakan masalah permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki akan kembali menjadi agenda pemerintahan Demokrat, yang kemungkinan akan melihat mereka sekali lagi sebagai penghalang perdamaian,\" kata Adnan Abu Amer dilansir di Middle East Monitor, Rabu (4/11).

Terlebih, PBB juga mungkin akan memberanikan diri untuk mengkritik permukiman ilegal tersebut. Hubungan Israel dengan Gedung Putih, sebagian besar orang Israel percaya, akan renggang.

Penilaian mereka, jika Biden terpilih, masalah Palestina akan menjadi prioritas utama politik luar negerinya, karena Biden akan berusaha menjauhkan diri dari kebijakan presiden sebelumnya. Demokrat radikal cenderung mendorong posisi kunci pemerintah dan dari sana memberikan tekanan pada Israel terkait permukiman.

Warga Israel masih mengingat \'masa lalu yang buruk\' ketika Barack Obama menjabat. Pada 2016, Obama menandatangani perjanjian bantuan sepuluh tahun dengan Israel senilai 3,8 miliar dolar AS per tahun, yang harus diratifikasi Kongres setiap tahun. Saat ini, kelompok radikal di Partai Demokrat menuntut untuk memanfaatkan ini untuk mendorong Israel mengubah posisinya.

Selain itu, kecil kemungkinan janji Trump akan diberlakukan. Kedutaan Besar AS akan tetap berada di Yerusalem jika Biden di Gedung Putih, tetapi duta besar bisa berkedudukan di Tel Aviv.

2

Biden diyakini akan membuka kembali Kedutaan Besar Palestina di Washington, tepatnya Kantor Organisasi Pembebasan Palestina, yang ditutup Trump pada 2018.

Selanjutnya, ia akan mengembalikan bantuan kepada lembaga-lembaga Palestina, serta UNRWA, yang menyediakan layanan dasar penting bagi pengungsi Palestina, tetapi Biden tidak bermaksud menggunakan bantuan kepada Israel sebagai alat untuk menekannya agar mengubah kebijakannya.

Apalagi, calon Wakil Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris sudah menyatakan, bahwa pemerintahan dengan Joe Biden akan merangkul Timur Tengah, termasuk memulihkan hubungan dengan Palestina.

\"Joe dan saya juga percaya pada nilai dari setiap warga Palestina dan setiap warga Israel dan kami akan bekerja untuk memastikan bahwa Palestina dan Israel menikmati tindakan yang sama (yakni) kebebasan, keamanan, kemakmuran, dan demokrasi,\" kata Harris seperti mengutip Middle East Monitor.

Harris juga menjanjikan untuk membatalkan keputusan Trump yang mencabut dana organisasi yang memberikan bantuan kritis dan bantuan kepada Palestina.

\"Kami akan mengambil tindakan segera untuk memulihkan bantuan ekonomi dan kemanusiaan kepada rakyat Palestina, mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza, membuka kembali konsulat AS di Yerusalem Timur, dan bekerja untuk membuka kembali misi PLO di Washington,\" terangnya.

Sementara ini, Joe Biden memenangi hasil penghitungan suara elektoral Pilpres AS 2020. Dalam data yang ditampilkan Associated Press (AP) pada pukul 15.38 WIB, Biden unggul 238 melawan 213 suara milik Donald Trump.

Sebelumnya keunggulan Biden atas Trump berjarak hingga lebih dari 50 suara, namun kemudian dipangkas oleh Trump hingga terpaut 12 suara saja. (der/fin)

https://www.youtube.com/watch?v=3wtWub0LtRM
Tags :
Kategori :

Terkait