MASYARAKAT dibuat heboh dengan video yang menyebutkan jenazah pasien covid 19 di Probolinggo yang disebut tanpa bola mata dan dipenuhi darah.
Dalam video, terdengar tangisan histeris dari keluarga pasien. Petugas setempat diketahui sempat melarang untuk melihat jenazah. Namun, keluarga tetap memaksa untuk melihatnya. Mereka tidak percaya bahwa almarhumah meninggal karena covid-19.
Menanggapi video tersebut, pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Mohammad Saleh menegaskan bahwa tayangan yang beredar di media sosial tersebut tidak benar atau hoaks.
\"Terkait video yang beredar itu adalah hoaks,\" ujar Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh, dr Abraar HS Kuddah.
Ia menjelaskan, pasien tersebut merupakan pasien yang datang ke RS Mohammad Saleh Probolinggo dalam kondisi stroke hemmorhagic atau stroke pendarahan.
Baca Juga: Nakes RSD Gunung Jati Terpapar Covid-19 saat Hamil, Meninggal setelah Jalani Operasi Sesar
\"Jadi pasien itu kalau ndak salah usianya 33 atau 43, kurang pasti. Kemudian datang dalam kondisi yang tidak baik, ternyata saat diperiksa juga ada Covid-nya, pneumoni. Terus kemudian 3 hari dirawat dan meninggal. Probable Covid, meninggal kemarin\" jelas Abraar.
Karena jenazah dinyatakan positif Covid-19, maka pihak rumah sakit melakukan pemakaman sesuai protokol kesehatan.
Ketika diserahkan ke pihak keluarga dan dipulangkan, sesampainya di rumah jenazah yang sudah terbungkus plastik di buka.
\"Saat dibuka ada darah di daerah mata, kesannya seperti kayak dicongkel matanya. Padahal itu tidak benar. Saya pun sudah konfirmasi ke camatnya,\" katanya.
Abraar menyebut bahwa pasien tersebut berasal dari Paiton tepatnya di Desa Alas Suko. Setelah konfirmasi dilakukan, ternyata mata dari jenazah masih utuh. Darah tersebut adalah sisa-sisa darah karena pasien yang sudah meninggal.
\"Dia (camatnya) bilang kalau itu ada sisa darah saja, setelah dibersihkan matanya utuh,\" ucapnya.
Abraar mendapat informasi bahwa yang memvideokan kejadian itu buka dari pihak keluarga. Kemudian disebarkan melalui facebook. Ia pun sudah berencana mencari siapa penyebar video dan akan melakukan somasi.
Menurutnya, hal tersebut merugikan pihak rumah sakit, masyarakat dan pemerintah juga. Rumah sakit pun sudah melaporkan hal ini ke pihak kepolisian. (yud/suara)