Selidiki Penjarahan dan Dugaan Sabotase

Kamis 01-08-2013,09:33 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Peristiwa ledakan pipa di Tasikmalaya, Selasa (30/7) lalu mendapatkan perhatian khusus kepolisian. Sebab, peristiwa itu diawali dari bocornya pipa yang diduga disengaja oleh orang tidak bertanggung jawab. Bukan kali ini saja minyak Pertamina dijarah dengan modus tersebut. Kabagpenum Divhumas Polri Kombespol Agus Rianto menyatakan, penyelidikan kini berfokus pada ada tidaknya unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut. Ada dua peristiwa berbeda namun saling berkaitan dalam peristiwa di Tasikmalaya. Pertama adalah pipa Pertamina yang berlubang, dan kedua adalah korsleting pada kompresor yang meninbulkan percikan api. \"Peristiwa itu sudah mengakibatkan empat orang mengalami luka bakar,\" terang Agus di kantornya kemarin. Untuk saat ini, pihaknya mengerahkan tim Labfor Polri cabang Bandung untuk menelusuri awal mula kebakaran tersebut. Agus juga menepis kekhawatiran terganggunya arus mudik akibat kebakaran, karena lokasinya yang berada di tepi jalur mudik. Untuk penyelidikan mengenai bocornya pipa Pertamina dengan dugaan penjarahan, akan ada tim tersendiri. Tim tersebut berasal dari Polres Tasikmalaya yang di-back up Polda Jawa Barat. Polisi menilai, tipe penjarahannya sama seperti yang terjadi di Sumatera Selatan. Sementara itu, menyikapi maraknya penjarahan minyak di Sumatera Selatan, Mabes Polri sudah mengirimkan tim khusus untuk menangani kasus tersebut. Informasinya, tim tersebut langsung dipimpin oleh Kabaresktrim Komjen Sutarman. Tim tersebut sudah berada di Palembang sejak Selasa (30/7) lalu. Meski begitu, belum ada pernyataan resmi dari Mabes Polri terkait diterjunkannya tim tersebut. Sutarman tidak merespons konfirmasi yang dilayangkan koran ini. Begitu pula Kadivhumas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie. Mantan Kapolwiltabes Surabaya itu hanya menyatakan jika pihaknya bakal menyelidiki dan memburu para pelaku penjarahan tersebut. Di sisi lain, pencurian minyak Pertamina yang terjadi secara masif di berbagai tempat membuat Menko Perekonomian Hatta Rajasa berang. “Saya minta pelaku pencurian ditangkap, masukkan ke pengadilan,” tegasnya kemarin (31/7). Menurut Hatta, pencurian minyak harus ditindak tegas. Alasannya, selain merugikan keuangan negara, juga sangat berbahaya karena bisa memicu kecelakaan dan kebakaran besar. “Di samping itu, pencurian ini juga memberi citra buruk bagi bangsa ini,” ujarnya. Hatta mengatakan, Pertamina dan pemerintah rugi besar akibat kasus pencurian yang berbuntut penghentian produksi. Dia menyebut, pengiriman minyak dari Tempino ke Plaju yang mencapai 12 ribu barel per hari, kini harus ditutup gara-gara aksi pencurian. “Padahal, kita mencari tambahan (produksi) 1.000 hingga 2.000 barel per hari saja susahnya setengah mati. Karena itu, (pelaku) harus diberi efek jera,” katanya. Terkait adanya dugaan bahwa pencurian minyak justru dibekingi oleh oknum aparat penegak hukum, sehingga para pelakunya mudah lolos, Hatta mengaku tidak peduli. “Siapa pun itu, mau dari luar, mau oknum, hukum harus ditegakkan,” ujarnya. (byu/bil/owi)

Tags :
Kategori :

Terkait