Batuk kronik dan sesak? Anda Mungkin Megalami GERD

Sabtu 16-01-2021,14:24 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

GASTRO-Esophageal Reflux Disorder (GERD) merupakan penyakit kronik saluran cerna, di mana, terjadi aliran balik (reflux) asam lambung dari lambung ke kerongkongan (esofagus). Secara normal, terdapat “pintu” (sfingter) yang memisahkan esofagus dengan lambung sehingga aliran makanan dari esofagus ke lambung tidak kembali ke esofagus. Peningkatan produksi asam lambung yang diproduksi oleh sel parietal di lambung akan menyebabkan iritasi serta perlukaan dinding lambung dan dinding esofagus.

Asam lambung berguna dalam menetralkan bakteri “jahat” yang masuk melalui makanan, serta membantu proses pencernaan makanan dengan mengubah pepsinogen menjadi pepsin. Mengingat asam lambung menjadi faktor utama dalam patogenesis penyakit ini, maka penting diketahui hal-hal yang dapat meningkatkan produksi atau mempermudah terjadinya reflux asam lambung tersebut. Pada prinsipnya, produksi asam lambung akan meningkat pada beberapa kondisi, seperti stres dan kelelahan, konsumsi makanan tidak teratur, serta konsumsi makanan dan minuman tertentu.

Beberapa makanan dan minuman dapat memperberat keluhan GERD antara lain; kopi, teh, makanan asam dan pedas, minuman bersoda, cokelat, bawang putih dan bawang merah, serta makanan berlemak dan berminyak. Makanan dan minuman tersebut akan menyebabkan relaksasi sfingter esofagus bawah, sehingga asam lambung akan dengan mudah naik ke esofagus.

Keluhan umum yang sering dirasakan pasien berupa rasa panas di dada, mulut terasa pahit, sulit menelan, batuk yang tidak kunjung reda, hingga suara serak. Namun, pada beberapa pasien dapat pula ditemukan berbagai tanda bahaya seperti penurunan berat badan lebih dari 10 persen berat badan awal, muntah berkepanjangan, perdarahan saluran cerna (buang air besar hitam atau muntah darah), dan sulit menelan. Saat tanda bahaya ini ditemukan maka perlu dilakukan teropong saluran cerna atas (endoskopi) untuk menilai kerusakan dinding esofagus dan lambung yang terjadi.

Penanganan terhadap GERD dimulai bukan dengan konsumsi obat, melainkan dengan modifikasi gaya hidup dan pengaturan makanan. Penanganan umum dilakukan dengan small frequent feeding (3 porsi besar dan 3 snack), tidak merokok, tidak konsumsi jamu dan herbal, menghindari makanan dan minuman yang mencetuskan GERD, modivikasi stres, istirahat cukup, tidak tiduran langsung setelah makan terutama setelah makan besar. Obat yang digunakan dalam mengurangi gejala GERD bekerja melalui berbagai cara. Antara lain mengurangi produksi asam lambung serta melapisi dinding lambung dan esofagus dari asam lambung yang ada. Meskipun begitu, penanganan terhadap GERD memerlukan waktu serta kekambuhan mudah terjadi.

RS Paru Provinsi Jawa Barat telah memiliki layanan Poliklinik Penyakit Dalam yang dapat menangani berbagai kasus di bidang penyakit dalam seperti GERD dan penyakit lainnya. Poliklinik Penyakit Dalam beroperasi dari hari Senin-Jumat, pukul 09.00-12.00. Ayo peduli kesehatan Anda dan berkonsultasi lebih lanjut dengan kami. Kesehatan Anda adalah Prioritas Kami.  (*)

Tags :
Kategori :

Terkait