Biopori Sehatkan Bumi
Biopori Sehatkan Bumi-Instagram-radarcirebon.com
Oleh: Nurisah Rustandi
RADARCIREBON.COM - Hampir 300 juta orang hidup berkembang di Indonesia. Mereka menghasilkan tidak kurang dari 64 juta ton sampah plastik setiap tahunnya.
Sekitar 57% sampah di lautan Indonesia adalah sampah plastik . Setiap satu mil persegi samudera terdapat sekitar 46 ribu sampah plastik yang mengapung. Kedalaman sampah plastik di Samudera Pasifik mencapai 100 meter.
Kabar ini diperburuk dengan fakta bahwa kita juga menjadi negara pengimpor sampah terbesar di dunia .
Benarkah? Untuk apa kita mengimpor sampah?
Itulah pertanyaan di benak kita semua, jika mendengar kabar ini.
Betul, Indonesia memang mengimpor sampah plastik, untuk memenuhi kebutuhan pabrik-pabrik pengolah barang bekas. Indonesia termasuk dalam sepuluh besar negara pengimpor sampah plastik terbanyak di dunia.
BACA JUGA:Hyundai Sambut Tahun Baru 2025 dengan Peluncuran New CRETA N Line Turbo dan New CRETA di Indonesia
Beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia mengimpor sampah, di antaranya:
1. Pemilahan sampah di Indonesia belum optimal
2. Belum adanya proses pemilahan sampah yang diatur resmi di tingkat Pemerintah Daerah (Pemda)
3. Sampah yang sudah dipilah di lingkungan masyarakat, namun ketika diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan dicampur kembali.
Di satu sisi, kita adalah konsumen dan pengimpor plastik sepuluh terbesar di dunia tetapi di sisi lain, kita juga penghasil sampah plastik sepuluh terbesar di dunia.
Saat ini kita mengalami krisis lingkungan yang tidak main-main akibat limbah plastik. Sampah plastik kita benar-benar melimpah namun kita mengimpor sampah plastik.
Tentu saja ini terjadi karena kita tidak bisa memisahkan sampah plastik dan non plastik. Ini menjadi masalah utama bagi banyak negara berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: