JAKARTA – Pembiayaan yang mudah dan murah, salah satu upaya Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) untuk kembali memulihkan UMKM akibat pandemi Covid-19.
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Deputi Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman menyampaikan, dalam mendorong UMKM bangkit melalui sejumlah program unggulan pada tahun 2021 akan dilanjutkan.
Selain itu, melalui kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak dan berupaya mewujudkan semangat UU Cipta Kerja bagi koperasi dan UMKM antara lain berupa meningkatkan rasio partisipasi UMKM pada rantai pasok global yang saat ini baru mencapai 4,1 persen.
Kemudian mempercepat akselerasi digitalisasi UMKM yang saat ini baru 10,25 juta UMKM yang sudah beralih dalam platform digital.
“Pembiayaan mudah dan murah terus akan didorong sehingga UMKM akan terhubung dengan lembaga pembiayaan yang saat ini baru 11,11 persen bisa meningkat,” katanya dalam video daring, kemarin (18/1).
Selanjutnya, sekitar 40 persen alokasi belanja kementerian dan lembaga untuk menyerap produk UMKM. Terakhir, menerapkan penyediaan minimal 30 persen dari total area komersial infrastruktur publik difokuskan untuk pengembangan UMKM.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir berharap pelaku UMKM mendapatkan bunga pinjaman atau pembiayaan yang lebih murah.
“Salah satunya yang ditekankan di sini adalah bunga. Jangan sampai pelaku usaha kecil mendapatkan bunga pinjaman yang mahal, sementara pengusaha besar mendapatkan bunga kredit yang murah,” kata Erick.
Menurut dia, hal itu karena struktur keuangannya. Ia mencontohkan, PNM menerbitkan untuk kebutuhan pemberian dana pinjaman yang mungkin bunganya sembilan persen. Namun, Bank BRI dengan pasar yang besar bunga pinjamannya tiga persen.
“Hal ini tentu kita ingin juga memastikan Bank BRI yang besar juga bisa membantu PNM supaya bisa memfasilitasi pelaku usaha kecil mendapatkan bunga atau sistem bagi hasil yang jauh lebih baik. Jangan seperti bandul yang berat atau condong kepada pengusaha-pengusaha besar, tetapi pelaku usaha kecil justru mendapatkan pembiayaan atau pinjaman yang lebih mahal,” ucapnya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, tujuan konsolidasi Bank BRI, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan PT Pegadaian adalah untuk mendorong pelaku UMKM naik kelas.
Nantinya, terlihat pelaku UMKM yang unbankable saat ini pinjamannya mencapai Rp2 juta sampai dengan Rp10 juta. Kemudian, kalau pinjaman Rp20 sampai dengan Rp30 juta itu dibantu oleh Pegadaian. Selain itu, jika pelaku UMKM tersebut sudah bisa melakukan pinjaman Rp50 juta, Bank BRI yang masuk. (din/fin)