Stop Politisasi dan Nasionalisasi Vaksin Covid-19

Selasa 02-02-2021,04:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

\"Istilah nasionalisme vaksin ini merujuk pada segelintir negara yang menghadirkan vaksin covid-19 hanya untuk warganya, sehingga sekelompok negara kurang mampu hanya bisa melihat dan menanti bantuan,\" kata Tedros di acara yang sama.

Tedros mengungkapkan, ada banyak negara yang membeli vaksin Covid-19 hanya untuk kepentingan dalam negeri. Untuk itu ia khawatir, kelompok rentan di negara-negara termiskin di dunia akan lebih mudah terinfeksi Covid-19 karena tidak memiliki vaksin Covid-19.

\"Pandemi telah membuka dan mengeksploitasi ketidaksetaraan yang terjadi di dunia ini,\" ujarnya.

Tedros meminta, negara-negara yang sudah menerima vaksin untuk memvakasinasi tenaga kesehatan dan orang lanjut usia. Setelah itu, WHO meminta agar vaksin Covid-19 yang tersisa untuk disumbangkan ke COVAX.

\"COVAX merupakan aliansi yang diinisiasi WHO dengan tujuan utama menerapkan kesetaraan akses vaksin bagi semua orang di dunia,\" pungkasnya.

Dapat disampaikan, bahwa rangkaian Davos Agenda Week dihadiri oleh para CEO dari sekitar 1.000 perusahaan internasional yang menjadi mitra WEF dan diikuti secara langsung oleh lebih dari 250 juta followers media sosial WEF dari 430 kota di seluruh dunia melalui channel streaming live WEF.

Indonesia merupakan salah satu dari 4 negara yang terpilih sebagai Country Strategy Dialogue pada tahun 2020. Pada bulan November 2020, WEF telah mengadakan dialog khusus dengan Presiden Joko Widodo yang membahas topik pandemi dan ekonomi. (der/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait