SUBANG- Ruas Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) Kilometer (Km) 122, Kabupaten Subang, Jawa Barat, ambles.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi mengatakan, penyebab amblesnya ruas tol karena erosi dan curah hujan yang tinggi. Kepala PVMBG Andiani mengatakan, erosi yang terjadi menyebabkan tanah bergerak. Meski begitu, menurutnya pergerakan yang terjadi di Tol Cipali itu relatif lambat.
“Kemungkinan material timbunan yang kurang padu atau mudah tererosi. Lalu adanya pengaruh dari erosi air permukaan di kaki lereng mengingat lokasinya yang berada tidak jauh dari sungai besar,” kata Andiani, Selasa (9/2).
BACA JUGA:Ada Jalan Ambles, Contra Flow Tol Cipali di KM 117 sampai 126
Berdasarkan analisisnya, ruas tol yang ambles itu berada pada wilayah yang memiliki potensi gerakan tanah rendah. Pada zona seperti itu, menurutnya jarang terjadi gerakan tanah kecuali pada kawasan yang berbatasan dengan lembah sungai. “Gerakan tanah yang lama telah mantap kembali,\" kata dia. Adapun kawasan itu juga merupakan termasuk daerah yang landai hingga agak curam dengan kemiringan lereng kurang dari 20 derajat.
Selain itu, di daerah tersebut pun tersusun oleh batu pasir tufaan, lempung, dan konglomerat. Namun ia memastikan tidak ada struktur geologi berupa lipatan atau sesar di sekitar area gerakan tanah. ”Jenis gerakan tanah berupa endapan lambat atau rayapan yang ditandai dengan retakan pada badan jalan,\" katanya. Untuk itu, PVMBG merekomendasikan untuk segera menutup retakan dengan dipadatkan kembali agar air tidak meresap yang bisa mempercepat pergerakan tanah. Menurutnya hal itu perlu segera dilakukan mengingat curah hujan yang masih tinggi guna, menghindari jatuhnya korban jiwa dan kerugian yang lebih besar.
Sementara itu, situasi Tol Cipali macet, tadi malam (9/2) karena ada jalan ambles di Km 122 arah Jakarta. Nampak antrean kendaraan mengular di dekat titik contra flow.
Kemacetan terlihat mulai dari Km 128 dan kepadatan terparah terlihat di jalur arah Jakarta. Sedangkan arah Cirebon relatif ramai lancar.
Seperti diketahui, titik contra flow sendiri berada di km 126 – 117 yang masuk wilayah Kabupaten Subang.
Contra flow sendiri masih akan diberlakukan pada beberapa hari ke depan. Mengingat pembuatan jalur darurat di median jalan memakan waktu setidaknya 10 hari.
Sedangkan perbaikan jalan ambles membutuhkan waktu setidaknya 1,5 bulan. Kondisi ini menyebabkan arus lalu lintas Jakarta-Cirebon dan sebaliknya terganggu.
Mengingat kondisi jalur pantura Losarang-Pamanukan juga tergenang banjir sejak kemarin.
“Kami sudah berkoordinasi dengan kontraktor untuk melakukan perbaikan jalan pada bahu luar, lajur 1 dan 2 di KM 122+400. Perbaikan diperkirakan memakan waktu 1,5 bulan,” jelas Agung Prasetyo, Direktur Operasi ASTRA Tol Cipali. (rdh/yud/ant/jpnn)