Dokumen Al Qaidah Beredar

Senin 25-10-2010,07:10 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Bibit-bibit tindakan terorisme di Indonesia belum berakhir. Yang terbaru, kini beredar dokumen cara membuat bom berbahan dasar sederhana yang bisa didapatkan di dapur. Dokumen yang merupakan bagian dari majalah Al Qaidah, Inspire, itu diedarkan melalui file elektronik maunpun dalam bentuk print out secara terbatas. Dalam dokumen yang diperoleh Jawa Pos (Grup Radar Cirebon), cara membuat bom itu dijelaskan secara detail dan rinci. Untuk memperoleh bahan peledaknya, tidak perlu bahan kimia yang rumit. Cukup, campuran serbuk ujung pentol korek api dan gula pasir. Sebagai casingnya, menggunakan potongan pipa besi yang diberi lubang di tengahnya. Lubang itu berfungsi sebagai tempat pemantik arus yang dalam dokumen itu menggunakan bola lampu kecil yang biasa digunakan sebagai lampu hias pohon. Dokumen enam lembar itu juga menjelaskan cara merangkai jam weker dan kabel yang dihubungkan dengan bateri 9 Volt. “Kalau kalian sukses merangkai bom ini, setidaknya bisa mematikan sepuluh orang,” tulis dokumen itu dalam bahasa Inggris. Cara membuat bom berbahan dasar sederhana ini merupakan bagian dari majalah Al Qaidah edisi pertama yang berjudul Inspire. Sumber Jawa Pos di lingkungan aktivis gerakan Islam menyebut, dokumen itu sebenarnya sudah beredar sejak Agustus 2010. “Tapi belum dalam bentuk file terbuka. Masih sembunyi-sembunyi,” katanya . File yang beredar adalah versi utuh majalah itu yang dilengkapi tips-tips praktis berjihad di luar negeri dan cara berkomunikasi dengan sandi yang aman. “Yang paling dicari memang artikel cara membuat bom itu,” katanya. Awalnya, file itu bisa diunduh (download) di internet. Namun, sejak pertengahan Agustus 2010, aksesnya sudah tidak bisa lagi dibuka di Indonesia. “Karena itu, yang sudah punya lantas saling berbagi sendiri,” katanya. Dari penelusuran Jawa Pos, edisi  majalah Inspire Al Qaidah yang kedua juga sudah ada. Salah satu tips di dalamnya adalah cara menggunakan mobil pick up untuk menghancurkan sasaran musuh. Salah satu situs yang ikut mempublikasikan majalah Inspire adalah www.arrahmah.com. Saat dibuka tadi malam, tautan untuk mengunduh majalah itu di internet sudah tidak bisa diakses. Pemimpin redaksi Ar Rahmah Mochammad Fachry mengakui situsnya menyebarluaskan Inspire Al Qaidah. “Bagi kami itu bagus dan bermanfaat bagi umat Islam,” katanya saat dihubungi Jawa Pos tadi malam. Fachry mengaku pihaknya tidak bertanggungjawab terhadap isi majalah itu. “Sebab, majalah ini open source. Bisa dibuka di internet, kami hanya menyediakan linknya saja,” katanya. Ar Rahmah didirikan oleh Muhammad Jibril, terpidana tindak pidana terorisme yang divonis lima tahun penjara. Jibril didakwa menyembunyikan informasi terkait keberadaan Noordin Mohammad Top. Jibril sekarang masih mengajukan banding karena merasa tidak bersalah dan tidak pernah berkomunikasi dengan Noordin. “Ar Rahmah tetap jalan meskipun akh (saudara) Jibril masih berada dalam penjara,” kata Fachry. Secara terpisah, pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian Noor Huda Ismail menilai naskah-naskah pembuatan bom secara mandiri itu akan memicu fenomena lone wolf (serigala kesepian). “Contohnya Ahmad, pengebom Kalimalang yang tidak terkait dengan jaringan manapun,” katanya. Magister keamanan internasional dari St Andrew University itu  aksi percobaan pengeboman secara individual  seperti Ahmad jelas sangat sulit terdeteksi pihak aparat karena mereka belum masuk dalam daftar orang-orang yang patut diawasi. “Mereka bisa muncul kapan dan di mana saja. Apalagi terlalu banyak alasan kenapa rakyat itu harus marah kepada negara, mulai dari perilaku anggota DPR yang justru sibuk dengan pembangunan gedung baru dan studi banding ke luar negeri, korupsi, manipulasi, dan maraknya pengangguran,”kata Huda. Pihak Mabes Polri sendiri berjanji serius menelusuri informasi ini. “Kita akan lihat ada unsur pidananya atau tidak. Tapi, kalau menyangkut terorisme jelas itu tindak pidana,” kata Kabidpenum Mabes Polri Kombes Marwoto Soeto. Mantan Kapoltabes Samarinda itu memastikan hingga saat ini operasi anti teror yang dilakukan Densus 88 Mabes Polri masih terus berjalan. “Kita tidak bisa mengungkapkan siapa dan dimana. Ini kan melawan teroris, rahasia,” katanya. (rdl)

Tags :
Kategori :

Terkait