Manfaatkan Waktu Pandemi, Bercocok Tanam Hidroponik

Minggu 21-03-2021,13:01 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON – Pandemi melahirkan kelompok baru. Yakni kelompok petani milenial hidroponik SMAN 1 Jamblang. Bersama untuk berkebun media instalasi pipa. Mengisi aktivitas selama pandemi di tengah pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang masih berlaku.

Hidroponik sudah menjadi ekstrakurikuler. Mulai kembali aktif saat pandemi. Siswa-siswi masih kerap datang ke sekolah. Bukan sekadar belajar. Tapi jadi petani milenial. Sekolah yang berlokasi di Kecamatan Jamblang itu bahkan membuka jam kunjungan khusus. Bagi mereka yang ingin belajar.

Ilmu hidroponik didapat secara cuma-cuma. Alias gratis. Kelompok itu juga menjual perlengkapan hidroponik. Seperti rockwool, benih, netpot, kain untuk sumbu, nutrisi dan bak nutrisi. Tak hanya hasil yang bisa diunduh. Tanaman media air tersebut juga enak dipandang. Bisa ditanam di dalam rumah.

Peserta ekskul mampu menerangkan. Mulai dari cara menanam. Perawatan hingga memanen. Yang dilakukan antara 40-45 hari. Untuk satu kali panen. Tergantung jenis sayuran yang ditanam. Ada berbagai macam jenisnya. Di antaranya sawi hijau, caisim, pakcoy dan selada.

“Tanaman hidroponik ini lebih gurih dan sehat,” ujar Elan Suwarlan kemarin. Dia adalah pembimbing hidroponik kelompok/ekskul yang dibentuk saat pandemi itu.

Sekolah juga menerima bantuan pemerintah di situasi pandemi. Untuk kembali menggairahkan kegiatan di luar akademik. Awalnya ada tiga pilihan kegiatan tersebut. Yaitu tanaman obat keluarga, ternak lele dan terakhir hidroponik. Dan yang mendapat atensi lebih adalah hidroponik. Sampai akhirnya dikembangkan. Dan banyak peminat. “Kebanyakan siswa kelas sepuluh yang bergabung,” teran Elan.

Ada puluhan anggota yang telah bergabung. Mayoritas perempuan. Hasil panen sementara masih dikonsumsi sendiri. Bagi-bagi antar teman. Beberapa ada yang dijual kepada guru-guru. Ke depan itu akan diproyeksikan lebih lanjut. Dengan memasarkan ke tingkat lebih serius. “Agar terkesan lebih professional dan semakin berkembang,” sambungnya.

2

Langkah bertani hidroponik salah satunya untuk mewujudkan sekolah adiwiyata. Adalah program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran civitas sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Atau juga sering disebut sebagai green school.

Karena kegiatan belajar mengajar yang masih non aktif, ekskul tersebut berjalan sesuai kebutuhan. Para siswa datang ke sekolah tiga kali dalam satu minggu. Ya, untuk mengontrol tanaman-tanaman tersebut. Kecuali saat ada kunjungan, mereka bisa dijadwalkan kapanpun.

Ke depan, pemasaran produk hidroponik SMAN 1 Jamblang akan lebih digarap serius. Salah satu yang sedang digalakkan adalah melalu media sosial. Yang saat ini bisa dilihat di instagram @hidroponik_smanja.

Hidroponik memiliki masa panen yang lebih cepat. Dibanding tanaman konvensional. Antara 30 hingga 40 hari. Sedangkan konvensional, membutuhkan 2 hingga 3 bulan. Perawatan juga tergolong mudah. Perawatan berkelanjutan cukup memberi nutrisi satu kali dalam satu minggu. Kemudian pengecekan EC (electrolyte conductivity, red) dan PH.

Setiap harinya, dilakukan dua kali penyiraman. Selain itu, adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dilakukan satu kali dalam setiap masa panen. Sayuran dari tanaman hidroponik juga lebih bersih. Karena tak menggunakan media tanam tanah.

Kemudian memiliki rasa yang lebih gurih dan manis. Serta masa kedaluarsa yang lebih panjang hingga satu minggu. Dibanding tanaman konvensional yang hanya 2 sampai 3 hari. (ade)

Tags :
Kategori :

Terkait