Perlu Kerjasama Lintas Sektor Tangani Tuberkulosis

Jumat 26-03-2021,13:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

PEMERINTAH  Kabupaten Cirebon melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar Workshop Peran Organisasi Profesi Terkait Penanggulangan Tuberkulosis dalam Rangka HTBCS di Kabupaten Cirebon Tahun 2021 di salah satu hotel kawasan Kecamatan Kedawung, Kamis (25/3).

Kegiatan dibuka Wakil Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptanigsih, di hadapan peserta workshop sebanyak 72 orang yang terdiri atas 60 dokter fungsional puskesmas, 11 dokter fungsional Rumah Sakit dan satu dokter fungsional pada LAPAS. 

Menghadirkan pakar dr Edy Kurniawan selaku spesialis paru dan dr Fariz SpPD selaku Ketua IDI Kabupaten Cirebon, workshop itu digelar sebagai salah satu upaya menekan penyebaran tuberculosis (TBC).

Mengingat  kasus TBC di Kabupaten Cirebon mengalami lonjakan signifikan. Ditambah pada masa pandemi Covid-19. Oleh karenanya, dibutuhkan kerja sama lintas sektoral. Terutama organisasi profesi yang konsen dalam bidang kesehatan untuk berkomitmen melakukan penanganan.

“Ini (kasus TBC) masalah serius dan butuh penanganan yang serius pula. Kami meminta kepada Dinas Kesehatan dan jajarannya untuk konsen agar minimalnya bisa menekan penyakit ini,” ungkap Wakil Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptaningsih, usai memberikan arahan dalam pembukaan workshop di hadapan peserta.

Berdasarkan data yang diperoleh, sejak awal 2021 hingga saat ini, kasus TBC menembus angka 3.385 kasus. Ayu mengatakan, kasus TBC di Kabupaten Cirebon merupakan salah satu yang terbanyak di Provinsi Jawa Barat. “Penularannya terbilang cukup cepat. Makanya harus ditekan semaksimal mungkin,” ungkapnya.

Ayu menyebutkan, TBC terjadi karena adanya infeksi kuman yaitu mycobacterium tuberculosis. Penyakit tersebut masuk ke dalam kategori menular. Meskipun tidak secepat Covid-19, ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan tertular, di antaranya orang yang tinggal di permukiman padat dan kumuh, pengguna NAPZA, hingga orang dengan kekebalan tubuh lemah.

2

Pada tahun lalu, jumlah kasus TBC di Kabupaten Cirebon sebanyak 5.772 kasus. Bahkan, akibat penyakit tersebut 109 warga meninggal dunia. Sisanya sudah dinyatakan sembuh. \"Namun begitu, masyarakat tidak perlu khawatir, penyakit ini bisa diobati. Masyarakat harus bisa menerapkan pola hidup bersih, apalagi pandemi sampai sekarang belum selesai,\" kata Wakil Bupati Cirebon.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni, didampingi Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana, mengatakan pada 2021 ada beberapa wilayah puskesmas dengan kasus TBC tertinggi.

Di sisi lain, sisi kinerja, puskesmas tersebut terbilang sukses dalam melakukan penelusuran kasus dan patut diapresiasi. Seperti di Puskesmas Sedong yang berhasil menelusuri 106 kasus, Puskesmas Plumbon 85 kasus, Puskesmas Sindanglaut 73 kasus, Puskesmas Karang Sembung 57, dan Puskesmas Ciledug 53 kasus. \"Sisanya, tersebar di seluruh wilayah puskesmas lainya di Kabupaten Cirebon. Makanya kami gandeng organisasi profesi dengan memberikan pola dan strategi dalam penanganan TBC untuk bisa ditekan,\" katanya. (kri/adv)

Tags :
Kategori :

Terkait