Obat covid 19 yang dikembangkan Merck and Co, Molnupiravir telah memasuki uji klinis fase 2. Bila berhasil, terapi ini bakal membuat penyakit karena virus corona layaknya flu biasa. Tidak lagi jadi pandemi.
DIYAKINI, Molnupiravir, dapat menjadi tambahan yang ampuh untuk persenjataan mengakhiri pandemi, selain dengan vaksin. Terutama untuk varian covid-19 yang tampaknya luput dari kekebalan vaksin.
Bila telah melewati uji klinis fase tiga, diperkirakan dalam 5 atau 6 bulan ke depan, obat ini sudah ada di pasaran. kehadirannya, bakal menjadi pengubah alur dalam perang menghadapi pandemi virus corona.
Molnupiravir pertama kali dikembangkan sebagai obat pencegahan dan pengobatan untuk SARS-CoV dan MERS pada awal tahun 2000-an.
Obat ini sebelumnya telah terbukti bekerja melawan banyak virus yang menggunakan RNA polimerase yang bergantung pada RNA, yang juga dimiliki SARS-CoV-2.
Polimerase adalah enzim yang menyalin materi genetik virus menjadi materi genetik baru dan menghasilkan RNA pembawa pesan yang mengarahkan produksi semua protein virus.
Molnupiravir adalah pengubah bentuk, yang disebut tautomer. Ini mengasumsikan dua bentuk, yang satu sangat mirip dengan urasil dan yang lainnya sitosin.
Karena muncul dalam dua bentuk yang berbeda ini, setelah disalin kembali, polimerase yang mereplikasi mengembangkan mutasi transisi, di mana nukleotida U diubah menjadi C dan C menjadi U.
Menyalin RNA yang mengandung Molnupiravir mengakibatkan cacat fatal dalam urutannya, yang terjadi adalah berhenti replikasi, memperpendek infeksi, dan membatasi penularan.
Berita berlanjut di halaman berikutnya...
Baca juga:
- Hari Pertama Bus Trans Cirebon, 5 Catatan untuk Halte, Kebasahan Kalau Hujan, Ada Mobil Parkir di Jalur BRT
- Prediksi F1 Emilia Romagna Grand Prix, Kualifikasi yang Menentukan
- Kisah Echa Putri Tidur Banjarmasin, Bangun Setelah 9 Hari Tertidur Lelap