JAKARTA - Operasi perburuan pelaku penembakan dua polisi di Bintaro, Tangsel, 16 Agustus lalu belum membuahkan hasil. Namun, polisi justru menangkap sembilan orang terduga teroris yang disinyalir terkait dengan aksi teror di Kedubes Myanmar dan bom di Wihara Ekayana, Jakarta Barat, 4 Agustus lalu. Penangkapan diawali pada Minggu (18/8) malam di Tangerang. Seorang terduga teroris berinisial MZ diringkus tim gabungan Polda Metro Jaya dan Densus 88 Mabes Polri. MZ merupakan bagian dari kelompok Sigit yang menyuplai bom pipa ke Rohadi. \"MZ ini yang menyerahkan bom ke Rohadi, tersangka yang kami tangkap lebih dahulu,\" terang Kabagpenum Divhumas Mabes Polri Kombespol Agus Rianto di kantornya, kemarin. Kemudian, Selasa (20/8) malam Densus beroperasi di dua lokasi, yakni Cipayung dan Bekasi Timur. Di Bekasi Timur, Densus menangkap empat orang dari percetakan Andescre, jalan Mayor Hasibuan 12 RT 06 RW 08 Kelurahan Margarahayu Bekasi Timur. \"Operasi dimulai pukul 18.45,\" ujar sumber Jawa Pos (Radar Cirebon Group). Mereka adalah Khaerul Ikhwan (32) kelahiran Madiun, Jatim; Andri Wahono (21) kelahiran Trenggalek, Jatim; Ahmad Irfan (22) warga Tegal, Jateng; dan M Samsuri (40) warga Kranji, Bekasi Barat. Keempatnya juga bagian dari kelompok peneror Kedubes Myanmar dan pengebom Wihara Ekayana. Hanya saja, Agus enggan berbicara lebih detail soal penangkapan tersebut. Dia justru mengungkap soal penangkapan di Cipayung, Jakarta Timur, beberapa jam setelah operasi di Bekasi Timur. Agus menjelaskan, Densus menangkap empat orang sekitar pukul 21.30 di sebuah rumah di Jalan Masjid Nomor 25, Cipayung. \"Yang kami tangkap utamanya Ik Alias Ram (Ramli, red) alias Ib. Dia residivis terkait teror, divonis delapan tahun penjara dan bebas tahun 2008,\" lanjut mantan Kabidhumas Polda Papua itu. Saat ditangkap, Ramli sedang bersama tiga orang tamunya, berinisial M, EK, dan R. Saat ini, penyidik masih menginterogasi kesembilan orang itu di Jakarta. Dari tangan Ramli, polisi menyita dua pucuk senpi, senjata jenis airsoft gun, sejumlah peluru berbagai kaliber, dan beberapa sajam. Agus menambahkan, pihaknya meyakini penangkapan Ramli akan mengungkap sejumlah peristiwa teror di Jakarta beberapa waktu terakhir. Terpisah, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menilai kelompok teroris baru, yang belakangan ini melancarkan aksi teror, memiliki hubungan keluarga dan kedekatan pertamanan dengan kelompok teroris lama. \"Mereka memiliki kedekatan dengan para pelaku teror sebelumnya. Perekrutan diketahui berdasarkan hubungan keluarga dan kedekatan pertemanan,\" kata Kepala BNPT Ansyad Mbai. Perekrutan teroris, lanjut Ansyad, pasti punya akar ideologis yang sama. \"Sekarang masih didalami penyidik. Tapi mata rantainya ya kelompok itu-itu juga,\" katanya. Seorang analis antiteror menambahkan, penangkapan Ramli cukup mengagetkan. Karena Ramli adalah alumni program deradikalisasi yang saat ini dekat sekali dengan Densus 88. \"Bagaimana mungkin orang yang dekat dengan tim Densus justru berkhianat untuk bermain teror lagi,\" kata perwira menengah itu. Bisnis Ramli yang memang residivis itu didanai secara sukarela oleh aparat. Ramli juga sering dimintai bantuan Densus 88 untuk pemulangan jenazah korban-korban teroris yang tertembak. \"Perannya sementara ini, menjual senjata api, tapi bisa saja lebih dari itu,\" tutupnya. (byu/rdl)
Tiga Hari Ringkus Sembilan Orang
Kamis 22-08-2013,09:32 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :