Nadiem Makarim atau Bambang?

Kamis 15-04-2021,16:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

JAKARTA- Langkah pemerintah dalam melakukan peleburan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) diapresiasi sejumlah pihak.

Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mengatakan saat ini semua negara dan instansi harus memperkuat riset. “Jadi sudah tepat langkah Presiden dalam membentuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk digabung menjadi satu bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” terangnya, Rabu (14/4).

Ia menjelaskan, bahwa fokus pemerintah saat ini bagaimana meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Di mana, IPM tidak dapat meningkat jika riset dan development tidak berjalan sebagai mana mestinya. Tentunya dengan melakukan latihan dari waktu ke waktu dan menempatkan seseorang yang tepat.

Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diduduki oleh Nadiem Makarim dan Kementerian Riset dan Teknologi diisi oleh Bambang Brodjonegoro. “Tentunya posisi peleburan kementerian ini hanya akan dipimpin oleh satu orang yang akan memimpin, siapa yang pas dan tepat untuk menduduki posisi tersebut, Presiden yang memiliki hak preogratif,” tutupnya.

Sementara itu, sejumlah nama mulai mencuat pasca adanya isu reshuffle yang akan dilakukan pihak istana. Salah satunya Sekum Muhammadiah Abdul Mu\'ti. Ia digadang-gadang cocok untuk menduduki pos Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi.

Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto, menilai Abdul Mu\'ti merupakan sosok tepat untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. “Kalau ada reshuffle Mas Mu\'ti layak untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia,\" kata Sunanto, Rabu (14/4).

Ia dianggap cocok lantaran paham akan akar pendidikan bangsa, maka tidak akan ahistoris dalam membangun pendidikan Indonesia. \"Bahkan akan berkemajuan dalam membangun pendidikan Indonesia,” terangnya.

2

Sebetulnya Presiden Jokowi pernah hampir mengangkat seorang wakil Mendikbud. Namun tawaran yang dialamatkan ke Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu\'ti tersebut ditolak. Ia mengungkap alasan menolak tawaran pada akhir 2020 melalui akun media sosialnya.

Desas-desus reshuffle kabinet juga ditanggapi Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani. Ketika ditanyai wartawan, ia mengaku akan tetap memilih berada di luar kabinet apabila ditawari jabatan dalam Kabinet Indonesia Maju.

“Saya tidak berubah konsistensinya. Saya sudah menetapkan hati berada di luar kabinet. Merasa lebih nyaman dan bisa menyampaikan apapun kepada presiden. Jadi kalau banyak pihak merasa lebih nyaman di kabinet, saya merasa nyaman berada di luar kabinet,\" jelas Andi, Rabu (14/4).

Ia mengatakan, pada awal penyusunan kabinet lalu, dirinya memang sempat ditawari masuk kabinet sebagai seorang wakil menteri. Namun dirinya menekankan lebih nyaman pada posisinya saat ini, berada di luar sebagai Presiden Komisaris BUMN, dan presiden buruh. “Saya merasa lebih nyaman berada di luar kabinet. Kalau untuk urusan reshuffle kita serahkan semuanya kepada presiden, dan saya yakin presiden akan memutuskan yang terbaik,\" jelasnya.

Dalam kunjungan tersebut Andi Gani enggan berkomentar apakah dirinya bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Dia hanya menyampaikan bertemu pemerintah yang diwakili beberapa menteri untuk membahas kepentingan pekerja di Indonesia, termasuk soal persoalan tunjangan hari raya (THR). (khf/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait