CIREBON - Pemekaran wilayah Kabupaten Cirebon Timur (Cirtim) atau biasa juga disebut WTC (Wilayah Timur Cirebon) sudah ada sejak 37 tahun lalu. Namun sayang gerakan dan usaha pemekaran belum bisa membuahkan hasil.
Salah satu tokoh pemekaran Cirebon Timur, H Dade Mustofa kepada Radar mengakui isu dan wacana pemekaran Cirebon sudah cukup lama. “Sejak 37 tahun yang lalu isu dan wacana pemekaran sudah mulai muncul,” ujarnya.
Dade mengatakan hal yang paling mendasar dari munculnya isu dan wacana pemekaran Cirebon Timur yakni pelayanan pemerintah daerah yang dirasakan cukup jauh untuk bisa melayani warga di wilayah timur.
“Hal yang mendasar yakni pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat Cirebon Timur. Masyarakat Cirebon Timur merasakan jauh ketika akan meminta pelayanan pemerintah daerah, karena harus ke Sumber dulu. Bayangin kalau dari Pasaleman mau ke Sumber, setidaknya membutuhkan waktu sekitar dua jam,” terangnya.
Pelayanan kepada masyarakat Cirebon Timur sangat dirasakan jauh meskipun di Cirebon Timur terdapat banyak kantor kecamatan.
“Memang kantor kecamatan itu miniatur pemda, tetapi kan kita tidak bisa hanya cukup di kecamatan. Pasti kita harus ke Sumber untuk pelayanan lanjutan. Sehingga itu hal yang mendasar mengapa warga Cirebon Timur ingin mekar dari Kabupaten Cirebon,” bebernya.
Terkait dengan infrastruktur, Dade mengklaim kesenjangan infrastruktur bukan menjadi penyebab adanya wacana pemekaran Cirebon Timur.
“Kalau infrastruktur bukan menjadi penyebab utamanya, karena kita mengakui pembangunan infrastruktur berdasarkan skala prioritas. Mungkin yang dekat pusat Pemerintah menjadi skala prioritas, seperti Cirebon Timur wilayah Mundu juga itu ada perhatian soal infrastruktur,” jelasnya.
37 tahun yang lalu yang memunculkan isu wacana pemekaran salah satunya mantan Menteri Kelautan Rohmin Dahuri.
“Pada awal tahun tahun 2000-an baru banyak gerakan dan usaha untuk pemekaran Cirebon Timur. Ada banyak organisasi yang terbentuk, dan mereka sama-sama berjuang untuk mewujudkan Cirebon Timur ini mekar,” ungkapnya.
Baca juga:
- Sempat Pening, Atalia Ridwan Kamil Positif Corona tanpa Gejala
- Pedagang Oleh-oleh Khas Cirebon Terdampak Kebijakan Larangan Mudik Lebaran