BI Menyatakan Terjadi Perlambatan Uang Beredar di Masyarakat

Sabtu 24-04-2021,11:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

 BANK Indonesia (BI) menyatakan, terjadi perlambatan pada likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2021. Direktur Eksekutif BI, Erwin Haryono menyebut, M2 hanya mencapai Rp6.888 triliun atau tumbuh 6,9 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan sebesar 11,3 persen (yoy) pada Februari 2021.

“Perlambatan tersebut terjadi pada seluruh komponennya yaitu uang beredar sempit (M1), uang kuasi, dan surat berharga selain saham,” kata Erwin di Jakarta, Jumat (23/4).

Berdasarkan catatan BI, pertumbuhan uang beredar sempit (M1) turun dari 18,6 persen menjadi 10,8 persen (yoy). Begitu juga dengan uang kuasi yang turun dari 9,2 persen menjadi 5,9 persen (yoy).

“Perlambatan uang beredar pada Maret 2021 turut dipengaruhi oleh realisasi tahun sebelumnya (base effect) berupa tingginya pertumbuhan pada Maret 2020 sebesar 12,1 persen,” terangnya.

Adapun faktor yang memengaruhi, kata Erwin, pertumbuhan uang beredar luas M2 terjadi karena perlambatan aktiva luar negeri bersih, perlambatan tagihan bersih kepada pemerintah pusat, serta penurunan kredit.

Tercatat, pertumbuhan aktiva luar negeri bersih melambat dari 11,5 persen menjadi 7,9 persen. Sementara pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah pusat terkoreksi dari 50,8 persen menjadi 42 persen.

“Selain itu, pertumbuhan kredit terkontraksi 4 persen atau lebih dalam dari kontraksi 2,3 persen pada Februari 2021,” pungkasnya. (der/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait