Petani Punah Tahun 2063, Berkurang Lima Persen Setiap Tahun

Minggu 25-04-2021,10:15 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

CIREBON – Jumlah petani semakin tahun semakin berkurang. Bahkan diprediksi punah tahun 2063. Di Kabupaten Cirebon saja, setiap tahunnya berkurang hampir sekitar 5 persen.

Penyebabnya beragam, dua diantaranya adalah karen ameninggal dunia dan banyak petani yang beralih profesi.

Hal itulah yang kemudian membuat prediksi kementerian pertanian terkait prediksi punahnya petani pada 2063 bukanlah hal yang mengada-ngada.

Plt Kepala DInas Pertanian Kabupaten Cirebon, Ir Wasman menjelaskan, saat ini setiap tahunnya sekitar 5 persen petani berkurang karena berbagai faktor. Yang paling serius adalah menurun drastisnya minat anak-anak muda yang.

“Mayoritas petani kita adalah mereka generasi yang sudah tua, yang muda sudah enggan menjadi petani karena dirasa tidak bisa menjanjikan masa depan,\" katanya.

Saat ini berdasarkan data yang ada, di Kabupaten Cirebon ada sekitar 3.660 gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang tercatat di Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon.

Sementara untuk jumlah petani yang saat ini terdata berjumlah sekitar 70 ribu petani. \"Tentu ini PR kita bersama bagaimana caranya menumbuhkan minat anak-anak muda atau generasi milenial agar berkeinginan menjadi petani,\" katanya.

2

Sementara itu, Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi PDIP Bambang Mujiarto menyebut prediksi petani yangbakal punah ditahun 2063 harus disikapi dengan bijak. Kondisi tersebut tentu mengkhawatirkan terlebih fakta dilapangan kondisi tersebut sudah mulai terjadi.

“Ini tentu sebuah kondisi yang merupakan fakta dilapangan, kita tahu bersama jika saat ini generasi penerus bangsa lebih concern dibidang lain yang lebih menjamin, mereka anak-anak muda sedikit sekali yang mau jadi petani,” bebernya.

Untuk mengatasi persoalan ini sambung Bambang, perlu dukungan dari semua elemen masyarakat baik dari eksekutif maupun legislatif untuk bersama-sama menjaga eksistensi petani terus ada sampai seterusnya menjadi pertain berkelanjutan.

“Kita harus mulai melakukan berbagai inovasi dan terobosan, mengenalkan pertanian sejak dini dari dunia pendidikan,” katanya.

Di Jawa Barat sendiri menurut Bambang, jumlah sekolah pertanian sangat minim sekali dibandingkan keberadaan sekolah mengengah kejuruan berbasis industry manufacture.

Ia pun mendorong agar pemprov mulai melakukan kajian dengan salah satu opsinya membentuk sekolah pertanian.

“Saya kira snagat banyak sekali sekolah kejuruan berbasis industry manufacture, tapi sekolah kejuruan yang ebrbasis pertanian sangat minim. Ini perlu dikaji apakah diperlukan untuk menjaga eksistensi petani dan mengenalkan pertanian dari usia dini kepada para pelajar. Kalau petani tidak ada, kita mau makan apa, apa semuanay harus impor, jangan lupa identitas kita sebagai Negara yang subur makmur,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Ajat Sudrajat mengatakan prediski punahnya petani tersebut sudah diprediksi sejak lama.

Tags :
Kategori :

Terkait