RS di India Sekarat, Cari Oksigen lewat Dunia Maya

Jumat 30-04-2021,01:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

NEW DELHI-Suara dr Gautam Singh tercekat menahan tangis. Dalam video yang diunggah di akun Twitter-nya, Singh meminta bantuan oksigen. Stok oksigen di tempatnya bekerja, Rumah Sakit (RS) Shri Ram Singh, hanya tinggal dua jam saja.

Singh dan timnya sudah menghubungi beberapa RS lain, tapi tidak ada hasil. Sama seperti mayoritas penduduk India yang putus asa, dia berharap bisa mendapat bantuan lewat dunia maya.

”Tolong kirim oksigen ke kami. Pasien kami sekarat,” ujar dokter spesialis jantung berusia 42 tahun itu seperti dikutip Associated Press.

Para dokter dan keluarga pasien tidak bisa lagi berharap kepada pemerintah. Dengan angka penularan harian yang memecahkan rekor tertinggi global selama lima hari berturut-turut, penanganan pasien nyaris kolaps. Kekurangan oksigen, kamar, dan obat terjadi di berbagai penjuru India. Yang terparah terjadi di wilayah ibu kota, yakni Delhi.

Keluarga pasien kini tidak hanya harus antre di lokasi. Tapi juga memantau berbagai media sosial yang memberikan informasi ketersediaan obat, kamar pasien, maupun oksigen. Prinsipnya, siapa cepat dia dapat. Layanan informasi di berbagai RS kini sibuk dengan telepon yang terus berdering menanyakan ketersediaan kamar.

Kalau toh kamar ada, kadang oksigennya tidak ada sehingga bakal sia-sia jika pasien parah dibawa ke sana. Butuh waktu berjam-jam untuk mendapatkan kepastian, padahal pasien tak punya banyak waktu untuk bertahan.

Antrean di apotek juga mengular. Redemsivir kini menjadi barang langka. Hanya 100-an orang pertama yang antre yang bisa mendapatkannya. ”Kini mereka menjual obat di pasar gelap. Harga obat INR 1.200 (Rp233 ribu) dijual INR 100 ribu (Rp 19,4 juta) dan Anda tidak bisa memastikan itu asli atau bukan,” terang Amrita, salah satu keluarga pasien Covid-19.

2

Angka kematian harian Senin (26/4) sudah mencapai 2.771 orang. Jika dirata-rata, setiap jam 115 orang meninggal. Krematorium tak mampu lagi menampung. Pembakaran jenazah kini dilakukan di ruang terbuka, termasuk di lahan parkir. Asap bekas pembakaran jenazah menyelimuti Delhi dan sekitarnya.

Pemerintah menjadi bulan-bulanan hujatan rakyat. Namun, Perdana Menteri Narendra Modi mencoba mengelak. Dalam sebuah wawancara akhir pekan lalu, Modi mengakui bahwa infeksi Covid-19 melonjak. ”Tapi, jumlah orang yang sembuh juga sama tingginya,” dalihnya seperti dikutip BBC.

Selasa pagi (27/4) bantuan internasional tiba di Bandara Delhi. Inggris mengirimkan 100 ventilator dan 95 konsentrator oksigen. Itu adalah pasokan medis darurat pertama yang tiba di negara tersebut. Negara lain yang berjanji membantu adalah Amerika Serikat (AS), Jerman, Israel, dan Pakistan. Mereka berencana menyuplai oksigen, alat uji diagnosis, ventilator, dan APD.

”AS akan menyediakan berbagai bantuan darurat, termasuk pasokan terkait oksigen, bahan vaksin, dan terapi,” ujar Presiden AS Joe Biden dalam panggilan telepon dengan Modi. (jawapos)

Tags :
Kategori :

Terkait