DEPOK - Tongkat komando Kapolri resmi diserahkan Jenderal Bambang Hendarso Danuri pada Komjen Timur Pradopo. Upacara di Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat itu berlangsung kemarin (27/10). Sejumlah menteri dan anggota DPR juga datang. Dalam sambutannya, Timur Pradopo berjanji akan meneruskan pekerjaan rumah dan program-program yang belum diselesaikan pendahulunya. “Saya tetap berharap memperoleh nasehat dan kritikan konstruktif dari para senior. Mari kita perbaiki institusi yang kita banggakan,” katanya. Salah satu yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Timur adalah kinerja reserse. Dalam penyampaian memori jabatan sebelumnya, BHD mengakui reserse masih 80 persen dikeluhkan oleh masyarakat. Timur pun siap melakukan pembenahan. “Jika memang perlu dilakukan perbaikan terhadap program terdahulu, maka harus dilakukan,” kata jenderal kelahiran Jombang, Jawa Timur itu. Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengungkapkan, program Polri berikutnya sudah masuk dalam rencana strategis jangka panjang 2010-2025. “Saya meneruskan apa yang sudah dibangun dengan sangat baik oleh Jenderal Bambang Hendarso Danuri,” katanya. BHD yang hadir satu podium tak lupa meminta maaf pada seluruh anggota Polri yang dipimpinnya selama ini. “Saya bangga memiliki anak-anak Bhayangkara yang tangguh,” katanya. Dia meminta seluruh anggota Korps Bhayangkara, setia dan patuh pada Kapolri yang baru Timur Pradopo. “Saya dukung penuh jenderal Timur, semua anggota juga harus menyukseskan programnya,” katanya. Upacara sertijab berlangsung cukup meriah, dengan mempertontonkan sederet keahlian para anggota Polri. Antara lain terjun payung yang dilakukan oleh 12 anggota Brimob, serta atraksi marching band dari Taruna Akpol. Sempat terjadi insiden terjun payung yang dialami seorang peserta dari Korps Brimob. Parasutnya tidak terbuka secara baik saat akan digunakan, sehingga dalam ketinggian tertentu terlihat melucur cepat ke tanah. Beruntung parasut cadangan berhasil digunakan. Namun peserta itu tetap terjatuh dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Di bagian lain, Kontras dan ICW berjanji akan mencermati secara serius program 100 hari Timur. “Kita akan melakukan evaluasi serius terkait transparansi kepolisian,” kata Haris Azhar, koordinator Kontras. Danang Widoyoko dari ICW, menagih janji Timur mengungkap penyerangan kantor TEMPO dan peneliti ICW Tama Satrya Langkun. “Kita curiga pelakunya justru dibiarkan lepas,” katanya di kantor ICW, Jalan Kalibata kemarin. (rdl/rko/jpnn)
Pertama, Benahi Reserse
Kamis 28-10-2010,07:28 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :