CIREBON-SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon terus mendapatkan kepercayaan dari public. Salah satunya adalah Radio Republik Indonesia (RRI) melalui program Ibu Pertiwi Memanggil, dengan menggandeng guru-guru sekolah di bawah naungan yayasan pendidikan islam (YPI) Putera Bangsa untuk mengajar secara online. Mulai dari Bahasa Inggris hingga pelajaran fisika dan kimia.
Kepala SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon Nur Wahyudin SSI mengapresiasi RRI yang memberikan kepercayaan kepada guru-guru SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon untuk mengajar secara online melalui program Ibu Pertiwi Memanggil di RRI. Apalagi kegiatan mengajar ini disiarkan langsung di 97,5 FM Pro 2 RRI Cirebon.
“Guru-guru kami, kata Wahyu, diberikan waktu sekitar 60 menit dimulai pada pukul 10.00-11 WIB. Mulai dari tanggal 14-29 Juni 2021. Ini bentuk kepercayaan kepada kami bahwasannya SMA Islam Al Azhar guru gurunya diakui kualitasnya,” ujar Nur Wahyudin.
Wahyu menjelaskan, selama dua pekan guru-guru akan mengajar pelajaran mulai dari pelajaran matematika, bahasa Indonesia, fisika, kimia, bahasa Inggris, seni budaya, biologi, sosiologi dan ekonomi.
Menurut Wahyu, program Ibu Pertiwi Memanggil ini sebenarnya bentuk variasi pembelajaran via online akibat dampak virus corona. Tentu saja kesempatan ini tidak kami sia-siakan, karena ini bagian dari program pembelajaran.
Wahyu juga mengucap terima kasih kepada RRI yang sudah memfasilitasi program pembelajaran melalui radio. Karena ini terobosan baru bagi para pelajar dan ke depan program ini bisa berkelanjutan dengan inovasi bagi para pelajar di wilayah Cirebon dan sekitarnya.
“Ketika pembelajaran di rumah jenuh, maka belajar melalui Radio bisa mengurangi kejenuhan siswa,” tandasnya.
Wahyu mendorong agar pembelajaran secara daring perlu variasi agar para siswa tidak mudah jenuh. Apalagi pembelajaran melalui online juga tergantung sinyal sehingga seringkali mengakibatkan siswa jenuh. Melalui Radio bisa jadi siswa tidak jenuh karena sinyalnya kuat.
Pihaknya berharap program Ibu Pertiwi Memanggil dapat menstimulus siswa untuk aktif belajar. Kalau selama ini siswa lebih banyak sebagai pendengar, dengan pembelajaran via radio komunikasi dua arah bisa dilakukan.
“Mudah-mudahan dapat menumbuhkan semangat siswa untuk terus belajar, apabila selama ini mereka cenderung mengikuti arahan guru, sekarang siswa terpacu untuk berpikir, berbicara dan didengar teman-temannya,” pungkasnya. (abd/adv)