JOGJAKARTA – Gubernur Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X membuka opsi lockdown atau karantina wilayah, terkait lonjakan kasus covid 19 atau virus corona.
Apalagi, data harian di Jogjakarta menunjukkan penambahan kasus baru yang cukup tinggi pada Rabu dan Kamis (16-17/6/2021).
\"Kalau gagal kurang apa lagi? Kita belum tentu bisa cari jalan keluar. Satu-satunya cara ya lockdown totally,\" kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Jumat (18/6).
Menurut dia, PPKM Mikro sekarang ini sudah berjalan. Namun implementasinya kurang efektif. Apalagi di akhir pekan.
Sultan menyadari kenaikan angka kasus terjadi secara global. Tidak hanya di Indonesia atau DIY saja.
\"Saya nggak ngerti ini. Kenapa, tidak hanya kita. Malaysia lockdown, Singapura lockdown, jadi mungkin grafiknya memang fluktuatif, tidak ada peak,\" tuturnya.
Terlepas dari itu, Sultan beranggapan kunci pencegahan penyebaran Covid-19 tak lain adalah menegakkan protokol kesehatan.
Ditambah kebijakan PPKM mikro terbaru di DIY dengan strategi lebih mengetatkan pengawasan dan perizinan kegiatan masyarakat.
Pengawasan yang lebih diperketat ini dirasa Sultan perlu. Mengingat kini tren penularan cenderung terjadi antar anggota keluarga dan tetangga.
Langkah pemberlakuan karantina wilayah atau lockdown total bagi Sultan memungkinkan jika tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 sudah terlampau tinggi.
Sementara berdasarkan data terakhir dari Dinas Kesehatan DIY, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 per 17 Juni 2021 petang telah mencapai 73,90 persen untuk kategori non critical dan critical. (yud/cnn)
Baca juga:
- Rem Darurat Kota dan Kabupaten Cirebon, Sekda: Kita Lihat, Takutnya Blong Nanti Malah Ngegas
- Lengkap, Begini Lantunan Adzan Pitu di Masjid Agung Sang Cipta Rasa