VIRUS SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab munculnya COVID-19 jauh dari kata berkurang, apalagi selesai. Data terbaru COVID-19 terjadi mutasi menghasilkan beberapa varian baru. Antara lain B.1.1.7 yang terdeteksi pertama kali di Inggris Raya pada September 2020.
Di Indonesia sudah ditemukan kasus varian baru tersebut. Tentunya keadaan ini masyarakat semakin cemas menghadapi pandemi yang kian berat dilalui. Semakin komplek permasalahan dan tampaknya masih jauh dari kata berakhir.
Banyaknya masyarakat yang merasa khawatir dan menolak apabila harus di dirawat di ruang isolasi. Hal ini menunjukan bahwa masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahaya COVID-19 dan fasilitas perawatan ruang isolasi terutama ruang isolasi tekanan negative.
Menurut WHO, COVID-19 merupakan penyakit menular melalui droplet. Oleh karena itu seiring dengan ledakan kasus yang COVID-19 yang terus meningkat seluruh rumah sakit di seluruh Indonesia meningkatkan jumlah kapasitas ruang isolasi sesuai dengan ketersediaan anggaran rumah sakit.
Dalam memberikan layanan kesehatan, rumah sakit harus menerapkan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan berbasis transmisi. Katagori isolasi yang dilakukan sesuai dengan cara transmisi kuman terdiri dari isolasi transmisi airbone, isolasi droplet, isolasi transmisi kontak dan isolasi protektif.
Ruang isolasi adalah ruangan untuk penempatan bagi pasien dengan penyakit yang menular kepada pasien lain, petugas dan pengunjung. Ada beberapa tipe ruangan isolasi yaitu: ruang isolasi tipe tekanan standar (kelas S) atau ruang isolasi biasa, ruang isolasi tipe tekanan positif (kelas P) dan ruangan isolasi tipe tekanan negative (kelas N) tipe ini yang akan dibahas dalam artikel ini.
Keberadaan ruangan isolasi merupakanan ruangan yang harus ada di rumah sakit. Namun sejak adanya COVID-19 istilah ruang isolasi semakin familiar di masyarakat. Ruang Isolasi Tekanan Negative yaitu suatu ruang yang dibangun secara khusus untuk mencegah terjadinya penularan infeksi dengan mengatur beberapa parameter pada lingkungan, seperti:
- Temperature
Temperatur ruangan dibuat 24+2 0C, temperature ini aman dan nyaman bagi pasien serta dari beberapa penelitian pada temperature tersebut dapat melemahkan virus.
- Humidity
Berdasarkan pedoman ruang isolasi Kemkes tahun 2020 kelembaban relative 60% dan menurut dari ASHRAE 40-50%.
- Distribusi Udara
Ruang tekanan negative mengunakan sstem ventilasi mekanik sehingga aliran udaranya mudah dikendalikan sesuai kebutuhan, menurut WHO setidaknya memiliki ACH 12 X per jam. Arah udara laminar dari yang bersih ke yang kotor dengan sistem 100% fresh air.
- Tekanan
Ruang isolasi tekanan negatve dilengkapi dengan ruang antara antara kedap udara (airlock) dan tekanan ruangan dibuat -5Pa terhadap koridor, sedangkan ruangan perawatan isolasi pasien termasuk toilet di dalamnya dibuat tekanan -15Pa, tentunya adanya perbedaan tekanan tersebut untuk menciptakan sirkulasi udara berjalan optimal, pasukan udara keluar minimal > 10% dari udara masuk
- Jumlah Partikel/Kontaminan
- Ruangan ini dilengkapi dengan sistem ducting yang dilengkapi dengan pra filter, medium filter, Hefa Filter dan Lampu UVc yang berfungsi sebagai filterasi sehingga udara yang keluar sudah bersih dari bakteri,virus dan microorganism lainnya. Selain itu juga dinding ruangn menggunakan bahan Sandwich Panel dan Vinyl sehingga mudah dibersihkan dari debu, virus atapun lainnya yang menempel.
- Kebisingan dan Vibrasi
Kondisi ruang di design dengan mengunakan bahan yang dapat mengurangi kebisingan dan vibrasi sehingga pasien dapat lebih nyaman dan aman.
Ruang Isolasi Tekanan Negative mennggunakan teknologi sehingga semua dapat dikontrol dan dikelola dengan baik, menciptakan rasa aman dan nyaman pada pasien, petugas dan pengunjung.
Rumah Sakit Paru Sidawangi sebagai rumah Sakit rujukan Paru Jawa Barat, khususnya Wilayah Ciayumajakuning, saat ini memiliki ruang isolasi tekanan negative dengan kapasitas 8 Bed yang dilengkapi dengan sarana prasarana yang mendukung keamanan dan kenyamanan pasien sehingga diharapkan dapat mempercapat penyembuhan pasien khusunya saat ini pasien yang terinfeksi COVID-19. (*)