Ingat, Varian Baru Covid-19 Banyak Menyerang Anak-anak

Rabu 23-06-2021,18:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

GARUT- Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut Asep Surachman mengingatkan warga untuk waspada terhadap varian Delta Covid-19 karena sering kali menyerang anak-anak.

“Sekarang ada informasi lagi bahwa (Covid-19 varian Delta) dapat menyerang kepada anak-anak. Mungkin kemarin-kemarin kita untuk kasus anak-anak jarang sekali ditemukan, kebanyakan orang dewasa karena mobilitasnya kan (banyak) ke luar rumah. Tetapi varian baru ini telah ditemukan pada anak-anak yang cukup banyak, bahkan 50 persen itu terjadi pada anak balita ini yang dikhawatirkan,” ucap Asep, di Kantor Dinkes Garut, Jalan Proklamasi, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Selasa (22/6).

Ia menyebutkan, sebelum ditemukan varian delta ini, banyak varian-varian baru Covid-19 ditemukan di beberapa negara, dan varian baru ini hadir karena adanya mutasi genetik dari Covid-19 itu sendiri.

“Varian baru virus Covid-19 ini setiap waktu mengalami mutasi genetic. Di awal kita kenal varian yang ada dari China ya dari Wuhan Tiongkok, kemudian dikenal dengan varian B117 itu berasal dari varian Inggris. Nah itu sudah ditemukan di Indonesia, di Sumatera, di DKI, bahkan di Karawang ditemukan. Kemudian B1135 yaitu berasal dari varian Afrika Selatan ini ditemukan di Bali, nah sekarang yang lebih dahsyat lagi adalah varian B1.617.2 atau istilahnya bahasa kita adalah varian Delta,” ucapnya.

Menurut Asep, varian delta ini 60 persen lebih cepat menular dibandingkan varian-varian sebelumnya. Asep menilai kasus Covid-19 dari India ini dapat menjadi pengingat masyarakat untuk selalu waspada dan menerapkan protokol kesehatan.

“Ini karakternya sangat-sangat cepat dibandingkan varian-varian yang sebelumnya, itu bisa kecepatannya 60 persen bisa lebih cepat dibandingkan dengan yang varian-varian sebelumnya. Kita lihat belajar dari India, India begitu cepat ratusan ribu per hari yang dinyatakan positif dan sekian ribu perhari bahkan menyentuh di angka 5 ribu perhari bisa menyebabkan meninggal. Nah ini tentu akan menjadikan alert ya atau warning bahwa kita harus hati-hati pada varian baru,” ungkap Asep.

Ia menuturkan, selain 60 persen lebih cepat dalam menularkan, varian baru ini juga kemungkinan memiliki keparahan dan bisa menimbulkan kamatian cukup tinggi.

“Yang lebih dikhawatirkan adalah ketika ada kemungkinan ini menyebarnya cepat, tadi saya sampaikan 60 persen kecepatannya dibandingkan sebelum-sebelumnya, yang kedua kemungkinan keparahan dan bisa menimbulkan kematian itu cukup tinggi dibandingkan dengan varian-varian sebelumnya,” tuturnya.

Asep mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan  melaksanakan vaksinasi.

“Secara umum hampir sama ya, kita harus menghindari kerumunan, prokes benar-benar dijaga, cuci tangan, pakai masker karena ini salah satu intervensi di tingkat masyarakat, itu secara umum. Tapi, ada satu intervensi yang sangat amat mujarab dianggap sangat bagus untuk mencegah virus ini yaitu dengan melaksanakan vaksinasi,” tuturnya.

Maka dari itu, Asep mengajak masyarakat untuk menyukseskan program vaksinasi masal khususnya vaksinasi kepada Iansia, karena di Kabupaten Garut lebih dari 70 persen angka kematian terjadi pada lansia sehingga lansia menjadi salah satu prioritas dalam program vaksinasi di Garut.

“Saya imbau masyarakat Kabupaten Garut yang punya Iansia segera lakukan vaksinasi, karena sekali lagi ancaman varian baru bisa saja terdapat di Kabupaten Garut dengan gaya tularan yang begitu cepat dan kemungkinan menimbulkan kematian yang cukup tinggi dan paling banyak kasus kematian itu adalah pada lansia. Oleh karena itu, masyarakat Kabupaten Garut ayo sama-sama mengingatkan dan membawa lansia untuk divaksinasi di puskesmas, di fasilitas kesehatan atau secara masal,\" terang Asep. (hms jabar)

Tags :
Kategori :

Terkait