Wedus Gembel Muncul

Senin 01-11-2010,07:49 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KLATEN - Ancaman  awan panas atau yang biasa disebut wedus gembel kembali datang sepanjang sore kemarin (31/10). Sejak pukul 14.45 awan panas keluar dari puncak merapi menyebar ke berbagai arah seperti Boyolali, Klaten dan Magelang. Akibatnya di kawasan Lereng Merapi kembali hujan debu dan pasir. Kondisi ini terus berlangsung hingga kemarin petang. Ratusan warga di Desa Sidorejo, Desa Balerante dan Desa Tegalmulyo yang siang kemarin pulang kembali dibuat panik. Informasi yang berhasil dihimpun Radar Solo (Grup Radar Cirebon) mayoritas warga saat wedus gembel  keluar sedang mencari rumput di Ladang dan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Sudah menjadi kebiasaan bagi pengungsi jika siang hari kembali ke rumah untuk mencari makan ternak sapi dan kambing mereka. Namun begitu melihat awan tebal keluar dari Puncak Merapi warga kemudian berteriak. Sehingga membuat  warga di tiga desa tersebut langsung berlarian ke tempat yang lebih aman. Mereka  tanpa dikomando langsung berkumpul di titk kumpul untuk menunggu dijemput tim evakuasi dari Satkorlak PB. Warga bertambah panik, ketika mengetahui di wilayah mereka kemudian gelap karena terdapat hujan abu dan pasir. Selang beberapa menit kemudian truk membawa mereka ke Pos Pengungsian yang ada di Desa Dompol dan Desa Keputran. Untuk  mengantisipasi terjebaknya warga tim evakuasi kemudian menyisir jalan di tiga desa tersebut. Ternyata benar masih ada warga yang berlarian menuju ke bawah untuk menyelamatkan diri. Mereka kemudian diangkut ke truk yang sudah disediakan. Kades Sidorejo, Kecamatan Kemalang Suroso mengatakan, beruntung saat wedus gembel melintas di sekitar desanya  warga sudah terkumpul di lokasi aman. Mereka ada yang evakuasi mandiri atau menunggu armada dari Satkorlak PB. “Jumlahnya ratusan mas yang dievakuasi. Karena saat itu warga banyak yang pulang dari Pos pengungsian untuk merumput. Beruntung tidak ada korban di desa kami. Karena warga memang sudah waspada sejak awal terhadap munculnya awan panas tersebut,” ujarnya. Kepanikan warga juga terlihat di Desa Balerante, Daerah yang hanya berjarak sekitar 4 kilometer kemarin terlihat ratusan warga panik. Bahkan tim evakuasi harus menjemput paksa bagi warga yang masih nekat ingin bertahan di rumah masing-masing. Kadus I Desa  Balerante Zainu mengatakan, awan panas yang muncul sekitar pukul 14.55 kemarin mengarah ke Boyolali. Namun karena dari Desa Balerante awan panas sedikit terlihat maka warga pada berlarian ke lokasi aman. “Kabut tebal memang menyelimuti Lereng Merapi sepanjang hari kemarin. Kondisi inilah yang membuat pantauan terhadap awan panas sulit untuk dilakukan. Sehingga warga harus ektra waspada untuk mengantisipasi larinya awan panas,” ungkapnya. Dia menambahkan, volume wedus gembel yang keluar kemarin lebih banyak daripada sebelumnya. Durasi waktu juga lebih lama, karena berlangsung sekitar satu jam lebih. Ratusan pengungsi yang kembali ke Pos Pengungsian tentu saja membuat suasana  gempar. Tidak hanya itu, tenda dan ruang kelas yang siang hari kosong kembali dipenuhi ribuan orang yang ingin tidur di Pos Pengungsian tersebut.(oh)

Tags :
Kategori :

Terkait