Kasus Kematian, Jawa Barat Urutan Ketiga

Jumat 30-07-2021,14:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

KASUS kematian akibat Covid-19 di Indonesia masih terus terjadi. Pasien yang wafat paling banyak berasal dari Provinsi Jawa Tengah. Pada Kamis (29/7), tercatat sebanyak 679 orang dari Jawa Tengah meninggal dunia akibat terpapar corona.

Setelah Jawa Tengah, ada Jawa Timur dan Jawa Barat. Masing-masing 337 dan 210 kasus. Kasus kematian di Provinsi DKI Jakarta turun menjadi 27 kasus. Secara keseluruhan, jumlah penderita Covid-19 yang meninggal dunia di Indonesia bertambah 1.893 menjadi 90.552 orang.

Sementara itu, jumlah akumulatif warga yang terserang Covid-19 di Tanah Air bertambah 43.479. Kini totalnya 3.331.206 orang. Penambahan terbanyak berasal dari Jawa Barat (7.519), disusul Jawa Timur (5.506) dan Jawa Tengah (4.535).

Untuk pasien Covid-19 yang sudah sembuh jumlahnya bertambah 45.494. Jumlah keseluruhan adalah 2.686.170 orang. DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi dengan tambahan jumlah pasien Covid-19 sembuh paling banyak (11.425). Diikuti Jawa Barat (7.845) dan Jawa Tengah (6.269).

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui angka kematian akibat Covid-19 pada dua pekan ke belakang bertambah lebih dari 1.000 kematian tiap harinya. Bahkan pada 27 Juli 2021 mencapai 2.069 kematian. “Ini bulan dengan kematian paling banyak selama pandemi di Indonesia. Angka ini sangat tinggi mengingat kematian pada Juni lalu adalah 7.913 kematian,\" jelas Wikua, Kamis (29/7).

Kenaikan kasus kematian tersebut perlu dievaluasi agar dapat secepatnya ditekan. Menurut Wiku, sejak akhir Juni 2021, pemerintah sudah meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan untuk mencegah kematian.

Masih kata Wiku, edukasi terhadap penularan Covid-19 di masyarakat perlu terus dilakukan. Sebab tidak sedikit warga yang belum tahu harus berbuat apa saat terkonfirmasi positif corona. Terutama yang mengalami gejala sedang dan berat.

“Untuk masyarakat bila mengalami gejala sedang, berat. Utamanya di atas usia 45 tahun, punya komorbid dan tidak punya tempat memadai untuk isoman (isolasi mandiri), kami mohon untuk tidak isoman,\" tegas Wiku Adisasmito.

Dia meminta agar masyarakat dengan kondisi tersebut memanfaatkan tempat isolasi terpusat yang disediakan pemerintah. “Perawatan di tempat itu dipantau langsung tenaga kesehatan dan tanda vital, pola, gejala dan obat-obatan. Sehingga bila terjadi apa-apa bisa langsung ditangani dengan cepat,” jelas Wiku.

Mereka yang dapat melakukan isoman adalah pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) atau bergejala ringan, berusia kurang dari 45 tahun. Selain itu, tidak memiliki komorbid dan punya tempat isoman memadai. Sehingga bisa mengurangi kontak dengan anggota keluarga di rumah. “Pastikan selama isoman untuk makan makanan bergizi, minum obat dan cek temperatur dan saturasi oksigen,\" papar Wiku. (rh/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait