KBRI Catat Surplus Perdagangan RI – Swiss Capai Rp10,37 Triliun

Kamis 12-08-2021,04:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

KEDUTAAN Besar Republik Indonesia (KBRI) Bern mencatat, neraca perdagangan antara Indoenesia dengan Swiss mencapai Rp10,37 triliun pada semester pertama tahun ini (Januari-Juni 2021).

“Terjadi peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Swiss pada hampir semua komoditas ekspor utama, kecuali untuk logam mulia, perhiasan, permata,” demikian keterangan tertulis KBRI Bern yang diterima di Jakarta, Rabu (11/8/2021).

Menurut KBRI Bern, ekspor logam mulia, perhiasan, permata mengalami penurunan yang cukup signifikan dari Rp14,97 triliun pada semester pertama 2020 menjadi Rp9,58 triliun pada periode yang sama tahun ini.

“Penurunan itu mengakibatkan surplus neraca perdagangan Indonesia-Swiss mengalami penurunan dari Rp13,03 triliun pada semester pertama 2020 menjadi Rp10,37 triliun pada periode yang sama tahun ini,” ungkapnya.

Kendati demikian, kata KBRI Bern, peningkatan ekspor cukup signifikan terjadi pada komoditas minyak atsiri, perabot (mebel), produk tekstil rajutan, dan alas kaki, yakni masing-masing sebesar 36 persen, 22 persen, 17 persen, dan 15 persen.

Sepuluh komoditas ekspor utama Indonesia ke Swiss, berdasarkan urutan nilai ekspornya, adalah logam mulia, perhiasan/permata, alas kaki, produk tekstil bukan rajutan, produk tekstil rajutan, perlengkapan elektrik, perabot, kopi, minyak atsiri, mesin turbin dan suku cadang serta kimia organik.

Situasi pandemi global berdampak cukup signifikan terhadap surplus perdagangan Indonesia-Swiss pada semester pertama tahun ini. Swiss melakukan pelonggaran kebijakan pembatasan kegiatan ekonomi dan sosial sejak 26 Juni 2021.

2

Ekonomi Swiss diharapkan akan memasuki pertumbuhan positif sampai dengan akhir 2021, setelah pada triwulan pertama 2021 mengalami pertumbuhan negatif 0,5 persen. Demikian juga, pertumbuhan ekonomi Swiss pada 2020 turun hingga -2,9 persen.

Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein Muliaman Hadad memperkirakan, pada triwulan III dan IV tahun 2021 neraca perdagangan masih akan meningkat sebagaimana periode yang sama tahun lalu.

“Relaksasi kegiatan masyarakat di Swiss akan mendorong peningkatan kegiatan perekonomian Swiss sehingga diharapkan akan meningkatkan permintaan terhadap produk-produk Indonesia,” kata Dubes Muliaman.

Muliaman menuturkan, bahwa hubungan Indonesia-Swiss semakin meningkat tidak hanya antarpemerintah tetapi juga antarpebisnis, dan antarmasyarakat.

Indonesia dan Swiss tahun ini memperingati 70 tahun hubungan bilateral sejak dibukanya hubungan diplomatik kedua negara pada 1951.

“Bagi Indonesia, Swiss merupakan investor terbesar kedua dari benua Eropa. Swiss termasuk dalam daftar 10 negara teratas untuk investasi asing langsung (FDI) di Indonesia,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, nilai investasi Swiss di Indonesia pada semester pertama 2021 mencapai 469,5 juta dolar AS (sekitar Rp6,7 triliun) dengan total 199 proyek.

“Saat ini, terdapat 150 perusahaan Swiss di Indonesia yang juga telah menyerap 50 ribu tenaga kerja di Indonesia. Kemajuan yang sudah dicapai diharapkan akan terus meningkat dengan komitmen kedua negara,” pungkasnya. (der/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait