PT Olam Indonesia mengekspor biji kakao sebanyak 800 ton atau senilai Rp 22,5 miliar. Pelepasan ekspor biji kakao tersebut juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura.
Kakao yang dihasilkan Indonesia sebagian besar diekspor ke mancanegara dengan negara-negara utama tujuan ekspor yakni Malaysia, Vietnam, Amerika Serikat, India, China, Belanda dan Australia.
“Kakao ini merupakan andalan Sulawesi Tengah. Kita berharap agar kinerja positif ini dapat menggerakkan roda perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani kakao,” kata Airlangga, Jumat (27/8/2021).
Pemerintah menetapkan empat provinsi di Sulawesi sebagai produsen utama kakao nasional, yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat.
“Keempat provinsi itu sudah sejak lama bergelut dengan komoditas kakao, sehingga lebih potensial dikembangkan sebagai sentra pengembangan kakao berikut industri pengolahannya,” terangnya..
Selain itu, lanjut Airlangga, wilayah Sulawesi juga didukung dengan kondisi alam beriklim tropis yang dibutuhkan bagi tanaman budidaya kakao.
“Pada 2020, keempat provinsi tersebut masih tercatat sebagai provinsi penghasil kakao tertinggi yakni Sulawesi Tengah sebanyak 127,3 ribu ton, Sulawesi Tenggara sebanyak 114,9 ribu ton, Sulawesi Selatan sebanyak 103,5 ribu ton dan Sulawesi Barat sebanyak 71,3 ribu ton,” pungkasnya.
Dapat diektahui, PT Olam Indonesia merupakan eksportir terbesar komoditas kopi robusta, arabia dan produk kakao di Sulawesi Tengah. Perusahaan ini membeli kakao, kopi, sawit, pala, dan lada dari lebih dari 400.000 petani.
Perusahaan mempekerjakan 1.400 pegawai serta lebih dari 1.150 pekerja musiman di daerah yang dekat dengan supplier di Sumatera Utara, Jawa, dan Sulawesi. (fin)