Rumah-rumah Rusak, Polisi Sita Anak Panah dan Sebilah Golok CIREBON– Warga Kp Cangkol dan Kesunean bentrok lagi Sabtu malam (6/11) sekitar pukul 23.00. Bentrokan berlangsung di jembatan Kalibatin, kawasan yang menghubungkan dua kampung tersebut. Perang batu dan anak panah mewarnai ketegangan itu. Tapi, tidak diketahui pasti siapa yang memulai bentrokan. Polisi sendiri mampu memisahkan dua kubu yang bertikai setelah berhasil masuk melalui gang Cangkol selatan. Mereka lantas memisahkan warga ke wilayah masing-masing. Polisi memang agak kesulitan karena jembatan pembatas yang biasanya ditutup, berhasil dijebol warga. Hal itu terlihat dari gembok kunci portal rusak dan puing-puing bekas tawuran terlihat berceceran. Baru sekitar pukul 23.50 polisi berhasil meredam tawuran tersebut. Itu pun setelah petugas melepaskan beberapa kali tembakan ke udara sebagai tanda peringatan. Namun ketika polisi menggiring warga ke wilayah masing-masing, terdengar massa berteriak. Mereka seperti tidak terima dan terus ingin saling serang. Hingga sekitar sejam lebih polisi berhasil menenangkan warga untuk masuk ke rumah masing-masing. Di lokasi kejadian, polisi menemukan lima anak panah dan sebilah golok. Barang bukti tersebut kemudian diamankan untuk kepentingan penyelidikan. Banyak rumah warga yang mengalami kerusakan. Kaca jendela dan genteng rumah-rumah pecah. Bahkan terlihat sebuah barbel di atas genting rumah warga Kesunean. Salah seorang warga Kesunean yang enggan disebutkan namanya mengaku rumahnya rusak bagian depannya. Jendela kacanya pecah. “Saya juga gak tau diapain, pas keluar sudah pecah, rusak,” paparnya kepada Radar. Pantauan koran ini di lokasi bentrokan hingga Minggu dini hari (7/11), meski kondisi berangsur kondusif tapi aparat keamanan terlihat masih berjaga-jaga untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Sementara Kapolres Cirebon Kota melalui Kanit Dalmas Aiptu Banaji mengatakan, untuk pengamanan pihaknya menurunkan satu peleton Dalmas (pengendali massa) yang terdiri dari 30 personil. Banaji menambahkan, pasukan akan disiagan 1x24 jam. Satu regu sampai pukul 08.00 pagi. “Untuk pengamanan, satu peleton Samapta diturunkan dan yang lainnya dari berbagai fungsi baik dari Polres Kota maupun sektor (polsek). Kami siaga satu hingga pukul 8 pagi (kemarin),” tuturnya. Tawuran warga dua kampung ini kerap terjadi hanya karena persoalan sepele. Salahsatunya mengendarai motor dengan knalpot yang bising. Beberapa warga sebenarnya merasa bosan dan lelah dengan ketegangan itu. “Hidup jadi serba gak aman,” keluh seorang ibu ketika tawuran sekitar bulan Juli 2010 lalu. Untuk mendamaikan mereka, polisi sudah sering melakukan pertemuan yang melibatkan tokoh pemuda, tokoh masyarakat, dan muspika. Bahkan pernah dibuat kesepakatan damai. Tapi, belum terbukti ampuh untuk meredam emosi warga. (mul/hsn)
Cangkol-Kesunean Bentrok Lagi
Senin 08-11-2010,00:59 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :