SUMEDANG - Di tengah rencana peresmian Bendungan Kuningan oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), di Kabupaten Sumedang, Waduk Jatigede sedang surut, karena menurunnya debit air Sungai Cimanuk.
Di saat debit air waduk Jatigede surut, banyak warga yang kembali kediaman mereka dan memanfaatkan lahan bekas genangan. Tidak sedikit bahkan yang bercocok tanam. Terutama di Desa Sukamedak dan Darmaraja.
Salah seorang petani setempat, Kusnadi mengungkapkan, di musim kemarau memang Bendungan Jatigede seringkali surut. Sebab, debit air Sungai Cimanuk lebih rendah dari area penampungan.
Kendati demikian, bercocok tanam di musim kemarau bukan tanpa risiko. Petani mesti pintar-pintar mengalirkan pasokan air. Bila ketersediaan air cukup, tidak menutup kemungkinan mereka bisa dapat keuntungan yang lumayan.
\"Biasanya nyedot air dari waduk,\" kata Kusnadi, seperti dilansir Sumedang Ekspres, belum lama ini.
Bercocok tanam di dasar waduk yang tenggelam sudah menjadi rutinitas tahunan para petani. Sebab, di musim penghujan tidak memungkinkan untuk dilakukan. Sebab, debit air akan lebih tinggi.
Kendati demikian, untuk tahun ini area yang surut di Bendungan Jatigede tidak seperti tahun sebelumnya. Hujan yang masih turun termasuk di wilayah Garut, membuat pasokan air dari Sungai Cimanuk juga cukup tinggi.
Dengan masih turunnya hujan, petani sebenarnya waswas. Lahan genangan yang surut itu, dikhawatirkan tidak bertahan lama.
Seperti diketahui, Waduk Jatigede sejak mulai digenangi kerap kali surut di musim kemarau.
Akibatnya, permukiman warga yang ditenggelamkan kembali muncul ke permukaan. Termasuk bangunan seperti masjid, bahkan areal permakaman.
Kondisi ini menyebabkan Bendungan Jatigede yang muncul kembali, seperti suasana di kota mati.
Berita berlanjut di halaman berikutnya...
Baca juga:
- Ramai-ramai di Depan Pengadilan Cirebon, Ini yang Terjadi
- Potret Sebelum dan Sesudah RW 05 Pengampaan, Tempat Kunjungan Jokowi di Kota Cirebon
- Saat Erick Thohir Keliling Desa Guwa Lor Cirebon, Lihat Sawah Disiram Pakai Drone