Jawa Barat Gali Potensi Perluasan Pasar Ekspor ke Tiongkok

Jumat 03-09-2021,02:30 WIB
Reporter : Junaedi
Editor : Junaedi

BANDUNG - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemdaprov Jabar) terus berupaya memperluas pasar ekspornya ke Tiongkok. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, pihaknya sedang menggali informasi dari market intelligent yang ada di Tiongkok. Salah satunya melalui Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun.

Sejumlah pelaku usaha, asosiasi perusahaan dan 27 pemerintah daerah kota/kabupaten di Jawa Barat pun dipertemukan dengan Djauhari dalam Webinar \"Menembus Raksasa Perdagangan Tiongkok, The Largest Marketplace in the World\", yang diinisiasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Kamis (2/9).

\"Dalam rangka memperluas pasar ekspor, kami ingin melihat peluang-peluang apa saja yang bisa dikembangkan melalui informasi dari market intelligent,\" kata Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung.

Dia berharap, gambaran dan informasi dari Dubes RI untuk Tiongkok dan Mongolia mengenai potensi pasar di Tiongkok dapat dimanfaatkan oleh para pelaku industri skala besar, menengah dan UMKM di Jawa Barat.

\"Karena seringkali problem di kami adalah kurangnya pengetahuan pasar yang kadang-kadang tidak kami pahami secara menyeluruh sehingga Dubes bisa memberikan gambaran-gambaran atau informasi berharga,\" ungkapnya.

Sebagai informasi, sejauh ini Jawa Barat sudah menjalin kerja sama sister province dengan empat provinsi di Tiongkok yaitu Guangxi Zhuang, Chongqing, Sichuan dan Heilongjiang. Kerja sama yang ditandai dengan MoU tersebut akan memudahkan ekspor produk Jawa Barat ke Tiongkok.

Menurut pria yang biasa disapa Kang Emil ini, Provinsi Jawa Barat memberikan sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional pada Januari-Juni 2021. Nilainya mencapai US$ 16,08 miliar atau 15,63 persen dari total ekspor nasional.

\"Jawa Barat dari sisi produktivitas sudah sangat luar biasa. Ekspor terbesar pertama kami ke Amerika Serikat, Jepang, lalu Tiongkok,\" tuturnya.

Begitu juga dengan investasi, Jawa Barat masih menjadi primadona investor asing dengan nilai investasi perhari ini mencapai Rp72 triliun.

Sementara, Dubes RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun mengatakan bahwa saat ini ada tiga sektor ekonomi potensial yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha di Jawa Barat. Pertama, yaitu bidang teknologi digital yang kini sedang berkembang pesat di Tiongkok.

\"Transaksi mereka sudah 2,4 triliun US Dollar,\" katanya.

Kedua, adalah kerja sama bidang kesehatan. Djauhari menyebut Jawa Barat menjadi pusat kesehatan di Indonesia seperti produk vaksin, bahan baku obat dan alat kesehatan. \"Ini kebanyakan berlokasi di Jawa Barat,\" kata Djauhari.

Ketiga, kerja sama dari hulu sampai hilir di bidang tambang nikel. \"Tentunya andalan Jawa Barat lainnya, yaitu kopi harus siap-siap untuk masuk ke pasar Tiongkok, terutama Java Preanger yang sudah lebih dulu masuk,\" ucap Djauhari. (rls)

Baca juga:

Tags :
Kategori :

Terkait