Inggris Mengalami Krisis Pangan

Selasa 07-09-2021,08:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

KRISIS pangan yang disebabkan seretnya pasokan bukan fenomena biasa di Inggris yang rantai pasanya sudah terhubung secara mapan dengan rantai pasar global dengan didukung teknologi yang sangat canggih. Namun kenyataanya, etalase gerai-gerai toko bahan makanan kosong seminggu belakangan dan media-media di Inggris ramai memuat berita kelangkaan bahan makanan.

Dilansir berita RMOLJabar, Senin (6/9), sebuah franchise restoran ayam panggang yang terkenal di Inggris, Nando\'s, baru-baru ini menutup beberapa unitnya setelah kehabisan stok ayam. Situasi yang sama dialami pula oleh gerai-gerai merek besar lainnya termasuk toko roti Greggs dan McDonald\'s.

\"Saya punya dua di dekatnya, tetapi keduanya memiliki item menu yang hilang,” kata pelanggan Greggs di Brighton, Steve Wilson.

Saat dia memesan baguette ayam goreng di Just Eat, aplikasi pengiriman makanan, hanya ada satu menu yang bisa dipesan. 

“Mereka bilang itu karena kekurangan ayam jadi harus berhenti menawarkan barang-barang tertentu,” kata Steve saat dia menelepon kantor cabang Greggs untuk mencari tahu lebih lanjut. 

Di London, Ziad Elhassan, kecewa saat Nando’s cabang Mile End hanya menyajikan sedikit menu. 

\"Ini ketiga kalinya tanpa paha dalam sebulan,\" katanya.  

2

“Mereka memiliki dada dan sayap tetapi tidak memiliki paha.”lanjut Ziad. 

Ketika dia meminta penjelasan, dia diberitahu bahwa ada masalah pada rantai pasokan. 

Masalah pasokan ini diduga karena pergeseran demografis yang dipicu oleh Brexit, keluarnya Inggris dari Uni Eropa. 

British Poultry Council memperkirakan bahwa satu dari enam industri di Inggris saat ini kekurangan pekerja akibat banyak buruh yang kembali ke UE. 

Asosiasi Angkutan Jalan mengatakan saat ini terjadi kekurangan 100.000 pengemudi kendaraan barang berat (HGV) di Inggris. 

Selain karena Brexit, kekurangan tenaga kerja di Inggris juga terjadi karena pandemi.

Analis mengatakan masalahnya bukan pada kelangkaan pangan melainkan masalah pasokan tenaga kerja dalam pengangkutan dan logistik yang disebabkan oleh kombinasi COVID-19 dan Brexit. 

“Terjadi kejutan ekonomi di Inggris akibat Brexit dan serangan global, COVID,” kata David Henig, kepala Pusat Ekonomi Politik Internasional Eropa yang berbasis di Brussels, kepada Al Jazeera. 

Tags :
Kategori :

Terkait