PT Permodalan Nasional Permadani (Persero) mencatat, sepanjang 2020, hanya 5,9 persen pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu tumbuh positif selama pandemi Covid-19.
“Angka yang tahun lalu (2020) ada yang berdampak positif juga, hanya 5,9 persen. Sementara 82,9 persen lainnya terdampak negatif,” kata Direktur Utama PT Permodalan Nasional Permadani (Persero) atau PNM Arif Mulyadi, dalam CEO TALK Ketahanan Para Pelaku Usaha, dikutip Kamis (9/9/2021).
Meski demikian, Arief mengaku optimis, sektor UMKM yang terdampak akibat pandemi Covid-19 di tahun ini semakin kecil. Mengingat, banyaknya stimulus atau insentif diberikan di sektor ini, maka jumlah UMKM yang berdampak positif bertambah.
“Saya yakin delapan bulan atau sudah mau mengakhiri semester triwulan III di 2020 ini angka yang terdampak positif juga akan meningkat,” ujarnya.
Arief menjelaskan, bahwa krisis saat ini sangat berbeda dengan tahun 1998. Dampak krisis 1998 lebih besar pada sektor formal, sedangkan sektor semi formal dan informal seperti UMKM sama sekali tidak terdampak.
“Di tahun 1998 yang terdampak krisis lebih besar terjadi pada sektor formal. Untuk sektor semi formal dan informal termasuk pelaku usaha mikro kecil menengah kalau dalam bahasa kami yang the bottom para pelaku usaha subsistens itu tidak terdampak,” terangnya
“Namun berbeda dengan krisis pandemi, yang paling terdampak utama justru para pelaku UMKM. Sebab, pandemi yang tidak pasti dan keterbatasan-keterbatasan membuat mereka kesulitan,” pungkasnya. (fin)
BACA JUGA:
- UMKM Pesantren Mulai Masuk Pasar Ekspor ke Mesir
- Ummi Hafilda, Tokoh Wanita Malaysia Iri dengan Indonesia, di Sana Sudah 7 Presiden di Sini Itu-itu Saja
- Waspada, 9-10 September Kecepatan Angin di Wilayah Cirebon sampai 56 Km/Jam, Dipengaruhi Gunung Ciremai