PYONGYANG - Rudal yang ditembakkan Korea Utara (Korut) di lepas pantai timurnya pada Selasa (28/9) adalah rudal hipersonik yang baru dikembangkan, kantor berita negara KCNA melaporkan, Rabu (29/9).
Militer Korea Selatan sebelumnya mengatakan bahwa Korut menembakkan rudal ke perairan lepas pantainya. Penembakan rudal itu terjadi setelah Korut mendesak Amerika Serikat dan Korsel untuk membuang \"standar ganda\" mereka tentang program senjata nuklir agar pembicaraan diplomatik dapat dimulai kembali.
Pengembangan sistem senjata meningkatkan kemampuan pertahanan Korut, kata KCNA. Pemimpin Korut Kim Jong Un tidak mengawasi peluncuran rudal tersebut, menurut laporan itu. \"Dalam uji peluncuran pertama, para ilmuwan pertahanan nasional mengonfirmasi kendali navigasi dan stabilitas rudal di bagian aktif,\" kata laporan media Korea Utara itu.
KCNA menyebutkan bahwa rudal hipersonik yang diberi nama Hwasong-8 itu diluncurkan dengan spesifikasi teknisnya, \"termasuk kemampuan manuver pemandu dan karakteristik terbang meluncur dari hulu ledak peluncur hipersonik yang terlepas.\" Korut dan Korsel masing-masing meluncurkan rudal balistik pada 15 September, uji coba terbaru dalam \"lomba senjata\" di antara kedua negara yang dengan pesat mengembangkan senjata canggih mereka.
Sementara itu, upaya-upaya (diplomatik), yang telah dilakukan untuk mendorong pembicaraan dan meredakan ketegangan, terbukti sia-sia. Saat ini hanya ada segelintir negara yang memiliki atau tengah mengembangkan senjata hipersonik. Amerika Serikat, Rusia, China dan India adalah beberapa di antara negara tersebut. (ant/dil/jpnn)