Batik dengan QR Code, Menggabungkan Teknologi Terkini dengan Warisan Budaya Tradisional

Senin 25-10-2021,15:40 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON– Pakaian batik berkolaborasi dengan pemanfaatan teknologi terkini. Yaitu melalui Quick Response Code (QR Code) sebagai motif batik kontemporer. Didukung tim dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. Bekerjasama dengan perajin-perajin batik dari Trusmi, Kecamatan Plered.

Sosialisasi pemanfaatan teknologi QR Code pada batik dilakukan di Gor Serbaguna di Desa Trusmi Kulon, Kabupaten Cirebon, Senin (25/10). Dihadiri para perajin batik dan tim penelitian dan pengabdian pada masyarakat UNPAD. Serta Ramdan, suami dari mahasiswi S3 FH Unpad, Nelly Novianti.

QR Code ada pada pakaian batik. Besarnya tidak lebih dominan dari motif batik itu sendiri. Sehingga tak menghilangkan kesan pakaian tradisional asli Indonesia tersebut. Melalui pemanfaatkan teknologi terkini, sejumlah informasi bisa diperoleh.

Melalui scan atau pemindai barcode, nama pembuat karya, alamat toko, jenis atau motif batik, foto/video, dapat diketahui. Tergantung sejauh mana informasi yang dimasukkan. Kolaborasi ini dilakukan untuk memperluas pemasaran. Media promosi. Sehingga meningkatkan penjualan. Khususnya para perajin rumahan.

Di mana hasil karya mereka dijual dengan harga rendah. Jauh berbeda dengan harga konter di toko batik modern. Lebih dari itu diharapkan menarik minat generasi muda. Baik sebagai produsen yang melestarian budaya membatik atau sebagai konsumen yang menghargai batik dengan cara menggunakan motif batik QR Code.

QR Code dihasilkan dari aplikasi QR Generator. Berbentuk unik pada setiap konten yang dibuat. Kemudian dibaca dengan cara discan menggunakan aplikasi QR Scanner/Reader. Alasan dan segala upaya itu, Tim Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat UNPAD dengan skema Academic Leadership Grant (ALG) mencoba mendorong dan mengembangkan.

Diketuai Prof Dr H Eman Suparman SH MH. Terdiri dari beberapa anggota. Adalah Dr Enni Soerjati, Dr Muhamad Amirulloh, dan Dr Ema Rahmawati. Tim tersebut juga melibatkan mahasiswa S1 dan S3 FH Unpad: William Prasetyo dan Nelly Novianti.

2

Selain sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat di Trusmi Cirebon, dalam hal perlindungan hak cipta motif batik kontemporer, tim ALG juga mendampingi dan membiayai pencatatan hak cipta dari motif batik QR Code yang dihasilkan perajin Batik Trusmi kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM RI.

Melalui upaya yang dilakukan, tim penelitian dan pengabdian pada masyarakat Unpad berharap teknologi di setiap proses produksi batik di Desa Trusmi semakin dimanfaatkan. Khususnya penggunaan QR Code sebagai motif batik kontemporer Trusmi Cirebon.

“Serta semakin tertariknya generasi muda di era digital untuk menggunakan batik kontemporer QR Code. Sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan perekonomian perajin Batik Trusmi Cirebon,” kata Eman Suparman.

Ketua Asosiasi Pengusaha dan Perajin Batik Cirebon, Rukadi Suminta, mengapresiasi tim kampus dari Bandung tersebut. Melalui pemanfaatan teknologi, katanya, akan semakin banyak mangsa pasar yang terlibat.

Sehingga meningkatkan penjualan. Dan memberdayakan para perajin batik di Trusmi. “Sehingga ekonomi akan meningkat. Semoga bisa terus berkembang dan diikuti oleh para perajin batik lain,” ungkap dia. (ade/opl)

Tags :
Kategori :

Terkait