PBB Mengecam Serangan Terhadap PM Irak

Selasa 09-11-2021,23:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengecam keras upaya pembunuhan terhadap Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi pada Minggu (7/11).

Lewat pernyataan kepada juru bicara PBB Stephane Dujarric, Sekjen PBB meminta agar pelaku kejahatan tersebut diadili. 

Ia juga mendesak masyarakat Irak agar menahan diri dan menangkis segala upaya dan kekerasan yang bertujuan untuk mengacaukan Irak.

\"Sekjen mendesak semua aktor politik untuk menjunjung tinggi tatanan konstitusional dan menyelesaikan perbedaan melalui dialog damai serta inklusif,\" bunyi pernyataan itu.

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menyampaikan, Inggris mengutuk serangan terhadap Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi dan mendukung seruannya untuk tenang dan menahan diri.

\"Kami mengutuk serangan terhadap Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi,\" kata Truss dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Twitter. \"Kami mendukung pemerintah Irak, pasukan keamanan dan rakyat dalam penolakan mereka terhadap kekerasan politik dan sangat mendukung seruan Perdana Menteri untuk tenang dan menahan diri.\"

Sebelumnya Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga mengutuk serangan itu dan menawarkan bantuan penyelidikan.

2

\"Aksi terorisme yang nyata ini, yang sangat kami kutuk, diarahkan ke jantung negara Irak,\" kata juru bicara Ned Price dalam sebuah pernyataan.

\"Kami berhubungan erat dengan pasukan keamanan Irak yang bertugas menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan Irak dan telah menawarkan bantuan dalam menyelidiki serangan ini,\" tambahnya. 

Al-Kadhimi berhasil lolos dari upaya pembunuhan setelah pesawat nirawak yang berisi bahan peledak menghantam kediamannya di Zona Hijau Baghdad yang dijaga ketat pada Minggu pagi.

Menurut sejumlah laporan, akibat serangan tersebut rumah sang PM hancur dan sejumlah penjaga keamanan mengalami luka. Al-Kadhimi dilantik sebagai perdana menteri pada Mei tahun lalu. (ant/dil/jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait