Bertahan Melewati Pandemi Covid-19

Jumat 12-11-2021,19:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON- Pandemi Covid-19 berdampak pada sektor ekonomi. Tak sedikit yang tumbang karena tak kuat menghadapi situasi sulit. Tapi, ada juga yang bertahan, bahkan tumbuh.

Seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat. Tetap tumbuh, tidak terpengaruh adanya pandemi Civid-19. Salah satunya adalah Mantera Rattan di Desa Kertasari, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon.

Usaha yang bergerak di bidang rotan ini justru bisa menyesuaikan diri di tengah pandemi Covid-19. Tak boleh menyerah. Harus terus memutar otak untuk berinovasi. Sehingga, di saat yang lainnya mengalami kerugian yang cukup besar, Mantera Rattan tetap bisa menjual produknya dan hanya mengalami penurunan penjualan yang tidak seberapa.

“Pandemi Covid-19 tidak mungkin kalau tidak berpengaruh secara umum. Kita juga terpengaruh. Tapi untuk penurunan omzet tidak signifikan, hanya 20% dibandingkan tahun sebelum pandemi. Itu masih wajar,” kata pemilik Mantera Rattan Doni Fahrin kepada Radar Cirebon.

Katanya, pemberlakuan PPKM banyak masyarakat yang jenuh di rumah. Akhirnya, mereka lari dengan hobi atau kesukaan baru. Dan, di situlah peluang yang dibaca oleh Doni Fahrin. Produk Mantera Rattan sendiri berbagai macam variasi. Dari mulai fashion, perlengkapan untuk menata rumah, dan lainnya yang terbuat dari rotan yang dianyam.

“Ternyata kita amati tahun 2020 itu fashion seperti tas, kami mengalami penurunan. Tapi di dekor penataan rumah dan hobi meningkat. Karena orang larinya ke hobi, misal menanam tumbuhan atau merawat bunga. Itu sebagai berkah bagi kami yang menjual barang seperti produk untuk tanaman, tempat peliharaan, dan lainnya. Di sisi lain ada yang turun, tapi sisi lain ada yang meningkat,” tandasnya.

Doni mengaku selalu berinovasi untuk mengikuti tren dan desain yang sedang booming. Dia selalu membaca pasar untuk memberikan kemudahan bagi customer untuk mengetahui selera. Pihaknya juga sudah memulai pasar digital sebelum pandemi untuk mempermudah customer mencari produknya.

2

Bahkan pasar digital itu sudah diselami sejak tahun 2017 silam. Sehingga pada saat pandemi Covid-19 pihaknya bisa menyesuaikan diri dengan mengandalkan pasar online. Menurutnya, pasar digital adalah pilihan alternatif dalam memasarkan produknya. Pasalnya, di tengah peraturan pemerintah seperti PPKM, membatasi masyarakat untuk berkunjung ke tempatnya.

“Banyak keterbatasan meraih suatu produk. Sulit bagi orang untuk datang langsung ke suatu daerah. Karenanya pasar online ini sebagai pilihan alternative bagi pembeli yang ingin mendapatkan suatu produk tapi tidak bisa datang milih langsung ke tempatnya,” ujarnya.

Disinggung soal ekspor, Doni mengatakan banyak aspek  yang harus dipertimbangkan karena banyak kendala dalam pengiriman barang untuk ekspor. Misal, sering tidak mendapatkan kontainer dalam pengiriman barang. Belum lagi keterbatasan tenaga kerja yang sempat dibatasi hanya 50%, yang menyebabkan terganggunya jadwal pengiriman ke pembeli. “Dengan berkurang pekerja yang dibatasi hanya 50%, hasil produksi produk juga menurun. Sehingga terganggu jadwal pengirimannya,\" katanya.

Sementara itu, Surya, salah satu pengrajin rotan, mengaku selama pandemi Covid-19 pihaknya tidak merasa mengalami kerugian yang signifikan. Karena pengerjaan anyaman terus dilakukan. Hanya, kata dia, kendala adalah terpaksa harus diliburkan karena adanya peraturan PPKM, di mana pekerja dibatasi.

“Meskipun pandemi, kita tidak pengaruh ya kalau dari segi penghasilan. Cuma dengan adanya peraturan PPKM yang membatasi jumlah karyawan, kita menjadi tidak bisa mencapai target anyaman,” pungkasnya. (cep)

Tags :
Kategori :

Terkait