Setelah perceraian itu, Jinping dapat pekerjaan: menjadi sekretaris pejabat daerah. Sang pejabat dulunya anak buah ayahnya.
Sejak sebelum mahasiswa, Jinping ingin terjun ke politik. Ayahnya memang orang penting: termasuk pendiri partai. Ia melamar untuk menjadi anggota partai itu. Ditolak. Melamar lagi. Ditolak lagi. Di lamaran kelima barulah Jinping diterima.
Sampai sekarang masih begitu. Untuk menjadi anggota partai, harus mendaftar. Lalu diseleksi. Setelah lulus pun harus mengikuti pendidikan partai. Pendidikan yang berjenjang.
Karier politik Jinping merambat dari bawah. Mula-mula menjadi wakil sekretaris partai tingkat kabupaten. Lalu, merambat naik. Lewat Kota Xiamen (Amoy) di Fujian. Ia jadi sekretaris partai di kota itu: lebih berkuasa daripada wali kotanya. Itu tahun 1987. Setelah lima tahun menduda.
Lalu, Jinping jadi sekretaris partai tingkat provinsi: Fujian. Lebih berkuasa daripada gubernur.
Tahun 1987 itulah Jinping mengawini Peng Liyuan –first lady Tiongkok sekarang. Dia penyanyi paling terkemuka di Tiongkok. Kelahiran Shandong.
Peng Liyuan terkenal dengan lagu-lagu khusus: perjuangan dan cinta tanah air.
Dia sering menyanyi di acara-acara militer. Pakai baju militer. Saking hebatnya Peng Liyuan sampai mendapat pangkat brigadir jenderal.
Pasangan itu punya anak satu. Wanita. Kuliah di Harvard, Boston, Amerika Serikat. Mestinya sudah agak lama tamat.
Di era kepresidenan Xi Jinping inilah Tiongkok mencapai tahap negara super power. Pun ketika dihambat dua tantangan besar: perang dagang dengan Amerika Serikat dan Covid-19.
Di era Jinping pula kemiskinan hilang di Tiongkok –tentu semua presiden, sejak Deng Xiaoping, punya andil di dalamnya.
Hongkong yang hampir lepas, juga berhasil dicegah: lewat keotoriterannya.
Selama di jabatannya, korupsi dihabisi habis-habisan. Sudah 1 juta pejabat yang ditindak terkait korupsi. Ia tidak peduli: macan diberangus, kutu dibungkus. Selama Xi Jinping jadi presiden, istilah ”macan” dan ”kutu” memang populer. Semua takut ke macan yang lebih besar: Xi Jinping.
Dunia juga menghargai Jinping dari segi keseriusannya mengurangi polusi. Dulu langit Hongkong pun sampai kelabu: dapat kiriman polusi dari Guangdong. Kini langit Hongkong kembali biru.
Kalaupun ada yang belum tercapai di sana tinggallah satu: Taiwan belum berhasil kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Mungkin di periode ketiganya nanti.