Utang Indonesia jadi USD423,1 Miliar, BI Klaim Masih Aman

Selasa 16-11-2021,01:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

UTANG Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III-2021 tercatat menembus USD 423,1 miliar. ULN tersebut tumbuh 3,7 persen year on year (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 2 persen (yoy).

Perkembangan tersebut disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan ULN sektor publik dan sektor swasta.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, mengatakan bahwa ULN pemerintah tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.

Posisi ULN Pemerintah pada periode itu sebesar USD205,5 miliar atau tumbuh 4,1 persen (yoy). Ini lebih rendah dari pertumbuhan triwulan II-2021 sebesar 4,3 persen (yoy). Perkembangan tersebut disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman seiring lebih tingginya pinjaman yang jatuh tempo dibanding penarikan pinjaman.

“Hal ini terjadi di tengah penerbitan Global Bonds, termasuk Sustainable Development Goals (SDG) Bond sebesar 500 juta Euro, yang merupakan salah satu penerbitan SDG Bond konvensional pertama di Asia. Penerbitan SDG Bond ini menunjukkan upaya Indonesia dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan dan langkah yang signifikan dalam pencapaian SDG,” ujar Erwin dalam keterangannya, Senin (15/11/2021).

Erwin menegaskan bahwa ULN pemerintah dikelola secara hati-hati dan kredibel serta akuntabel. Dari sisi risiko refinancing, posisi ULN pemerintah aman karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.

“ULN Bank Sentral mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya meski tidak menimbulkan tambahan beban bunga utang. Dibandingkan triwulan II 2021, posisi ULN Bank Sentral pada triwulan III 2021 mengalami peningkatan sebesar 6,3 miliar dolar AS menjadi 9,1 miliar dolar AS terutama dalam bentuk alokasi Special Drawing Rights (SDR),” jelasnya.

Sementara itu posisi ULN swasta tumbuh sebesar 0,2 persen (yoy), setelah pada periode sebelumnya mengalami kontraksi 0,3 persen (yoy). Pertumbuhan ULN swasta tersebut disebabkan oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 1,0 persen (yoy) atau melambat dari 1,6 persen (yoy) pada triwulan II-2021.

Sementara itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan mengalami kontraksi sebesar 2,7 persen (yoy) atau lebih rendah dari kontraksi triwulan sebelumnya sebesar 6,9 persen (yoy). Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada triwulan III-2021 tercatat sebesar USD208,5 miliar.

“ULN tersebut masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1 persen terhadap total ULN swasta,” pungkasnya. (fin)

Tags :
Kategori :

Terkait