JAKARTA – Pemerintah masih memprioritaskan vaksinasi Covid-19 kepada penduduk lanjut usia (lansia) maupun orang dewasa. Setelah itu, vaksinasi akan diberikan kepada anak-anak.
“Memang orang tua risikonya di atas anak-anak, Jadi diprioritaskan vaksinasi ke lansia dulu. Sebab angkanya masih sekitar 40 persen. Begitu sudah selesai, baru turun ke kelompok-kelompok lain yang risiko fatalitasnya lebih rendah,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (15/11/2021).
Khusus imunisasi anak, lanjutnya, diberikan berbasis risiko. Karean itulah mengapa tenaga kesehatan (nakes) yang diberi vaksin booster lebih dulu. Sebab, nakes yang sering ketemu pasien.
“Ada pertanyaan, mengapa harus orang tua duluan? Karena orang tua secara global fatality rate-nya paling tinggi 12 persen. Kemudian turun ke usia 40-50 tahun. Turun ke dewasa, lalu turun ke anak-anak yang fatality rate-nya 0,45 persen,” terang Budi.
Terkait dimulainya kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, Budi menilai pemerintah tetap menilai untuk melindungi anak-anak, orang tualah yang harus diberi vaksin lebih dulu.
“Balik lagi vaksinasi diberikan berbasis risiko. Karena risiko paling tinggi untuk tertular, masuk rumah sakit dan wafat adalah nakes. Sebab, Nakes yang terekspose. Kedua orang tua. Logikanya kalau orang tuanya belum beres, sebaiknya turun dulu ke anak,” tuturnya.
Konsentrasi vaksinator dapat terpecah bila vaksinasi juga langsung diberikan kepada anak-anak. “Jadi kita bantu secepat mungkin selesaikan orang tua. Setelah itu selesai baru ke anak-anak,” pungkasnya. (rh/fin)
Baca juga: