Hasil Survei: 80 Persen Ibu Baru Pernah Mengalami Mom Shaming

Kamis 18-11-2021,09:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

SADAR atau tidak, fenomena mom shaming sebenarnya sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun, masih banyak ibu yang menganggapnya sebagai hal yang lumrah. Padahal mom shaming bisa memberikan dampak yang luar biasa pada kesehatan mental seorang ibu lho!

Isu mom shaming sebenarnya sudah terjadi sejak dulu. Biasanya dari komentar orang-orang terdekat si ibu, terutama keluarga. Namun, sekarang dengan semakin besarnya media sosial isu ini jadi semakin marak. Baik karena semakin banyak ibu yang berbagi kegiatan anaknya di medsos sehingga orang lain bisa semakin mudah mengomentari.

Dalam survei yang dilakukan BukaReview terhadap 208 ibu milenial, 88 persen ibu pernah mengalami mom shaming dan lebih dari 90 persen ibu merasa mom shaming semakin marak terjadi.

Apa sebenarnya mom shaming? Menurut Urban Dictionary, mom shaming adalah mengkritik atau mempermalukan seorang ibu atas pola cara asuhnya karena pilihannya berbeda dengan pilihan pelaku. Intinya mirip dengan bullying, tetapi korbannya adalah seorang ibu dan paling sering terjadi pada ibu baru atau ibu muda.

2

Menurut Psikolog Vera Itabiliana, S.Psi, M.Psi, tidak semua bentuk kritikan dikategorikan sebagai mom shaming. Mom shaming harus dilihat dari dua sisi, yakni sisi yang memberikan pernyataan dan sisi yang mendengarkannya. Jika kritikan tersebut bersifat membangun, maka tidak bisa disebut sebagai mom shaming meskipun cara penyampaiannya terkesan menghakimi.

“Dibutuhkan kepekaan dari sisi yang mendengarkan untuk mem-filter omongan orang lain. Kemudian baca juga raut wajah orang yang berbicara. Jika raut wajah yang menunjukkan rasa tidak suka, bisa jadi statement yang dilontarkan adalah mom shaming,” imbuhnya.

Vera menyebutkan tiga ucapan yang tergolong mom shaming umumnya diikuti dengan ciri-ciri tertentu di antaranya:

1. Intonasi, gaya menulis dan pemilihan kata yang terkesan menyudutkan dan menghakimi.

2. Biasanya dilakukan di ranah umum (tapi bisa juga secara personal).

Tags :
Kategori :

Terkait