KEJAKSAN- Hubungan Ano-Azis atau Golkar-Demokrat di Kota Cirebon bisa jadi tambah panas. Ini gara-gara Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat DR H Irianto MS Syafiudin atau Yance mengkritik keras langkah Wakil Wali Kota (Wawali) Nasrudin Azis yang dinilainya ikut-ikutan dalam urusan mutasi pejabat. Yance yang hadir dalam pembekalan caleg Partai Golkar Kota Cirebon di Hotel Zamrud, kemarin, menegaskan bahwa mutasi adalah hak penuh wali kota. Wakil wali kota, kata Yance, tidak berhak berbicara tentang mutasi. Yance merasa heran mutasi di Kota Cirebon dipersoalkan, apalagi melibatkan Ketua DPRD HP Yuliarso BAE. “Wakil wali kota tidak bisa berbicara mutasi, itu kewenangan wali kota,” tegasnya. Yance pun membandingkan mutasi pejabat di Kabupaten Indramayu dan di Kota Cirebon. Dia mengatakan, mutasi di Kabupaten Indramayu tidak memunculkan masalah karena ada keseimbangan antara eksekutif dan legislatif. Golkar di Indramayu, kata Yance, memiliki kursi 24 dari 50 kursi. Meski belum mayoritas, tapi dia memastikan Golkar bisa mengendalikan parlemen, sehingga pemerintahan berjalan stabil. Karenanya, Yance mengingatkan Wali Kota Drs H Ano Sutrisno MM untuk bisa memenangkan Partai Golkar pada Pemilu 2014 jika pemerintahannya ingin berjalan stabil. “Mau tidak mau, kalau eksekutif sekarang sudah direbut oleh kader Golkar, bagaimana caranya legislatif juga direbut untuk keseimbangan pemerintahan,” ujar Yance. DEMOKRAT PANAS Pengurus DPC Partai Demokrat M Handarujati Kalamullah SSos menganggap Yance bersikap arogan, karena menganggap wali kota memiliki otoritas penuh dalam pemerintahan. Dia menegaskan bahwa posisi Azis adalah mitra kerja, bukan sekadar ban serep dari wali kota. “Jadi jangan berjalan sendiri-sendiri. Alangkah lebih baik jika segala sesuatu dibicarakan berdua. Ano-Azis itu diusung satu paket, bukan dicalonkan sendiri-sendiri. Jadi segala sesuatu kebijakan harus dibicarakan berdua,” bela Handarujati Kalamullah. (abd)
Kategori :