Gunakan Mobil Bak Terbuka, Terjadi di Perlintasan tanpa Palang Pintu

Rabu 02-10-2013,09:56 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

INDRAMAYU –  Kecelakaan maut yang merenggut banyak nyawa terjadi di Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, Selasa (1/10) siang sekitar pukul 10.26. Sebuah kendaraan pikap Mitsubishi L 300, nomor polisi T 8658 TI yang membawa rombongan pengantar calon jamaah haji tertabrak KA Argo Dwipangga jurusan Jakarta–Solo. Akibatnya, 13 orang tewas dan tujuh penumpang lainnya mengalami luka-luka. Keterangan yang dihimpun Radar Indramayu, kecelakaan berawal ketika kendaraan L 300 bak terbuka yang dikemudikan Udin Safrudin (50) bermaksud pulang ke Desa Tegalwirangrong, Kecamatan Kertasmaya, Kabupaten Indramayu, usai mengantar calon jamaah haji keluarga pasangan Tamir dan Sairoh ke Kota Indramayu. Tepat di perlintasan kereta api tanpa palang pintu, Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Safrudin menghentikan kendaraannya karena ada kereta api melintas dari arah Cirebon menuju Jakarta. Begitu kereta lewat, ia segera melajukan mobilnya  kembali dengan perlahan. Namun ia tidak sadar kalau di rel (doble track) satunya, dari arah Jakarta meluncur kencang KA Argo Dwipangga dan langsung menghajar kendaraan yang sarat penumpang itu. Sontak kendaraan bak terbuka tersebut terseret sekitar 52 meter dan penumpangnya berserakan di sekitar lokasi. Jerit tangis dan teriakan benar-benar membuat histeris. Dalam waktu sekejap warga langsung berdatangan ke lokasi guna memberikan pertolongan bersama anggota kepolisian. Korban yang sebagian besar mengalami patah tulang hingga bersimbah darah langsung diangkut ke RSI Zam Zam Jatibarang Kabupaten Indramayu, yang merupakan rumah sakit terdekat. Korban tewas sebagian besar adalah warga Desa Tegalwirangrong, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu. Mereka bukan hanya orang dewasa namun ada juga anak-anak hingga balita. Berdasarkan data dari rumah sakit, korban tewas adalah Udin Safrudin (sopir) bersama istrinya Surijem (40) dan anaknya, Dian (6), serta adik Udin yang bermana Hj Kunirah. Mereka berempat adalah warga Rancadaka, Pusakanegara Kabupaten Subang. Sedangkan sembilan korban tewas lainnya merupakan warga Desa Tegalwirangrong, Kecamatan Kertasemaya. Mereka adalah Kesih (38), Ismanto (4), Riyanti (16), Rohyatin (47), Aminah (47), Rustinih (56), Dea Puspita (2), Tanirih (24), dan Aan Anifah (11). Sedangkan tujuh orang korban luka-luka adalah H Sureh (55), Ida Musarofah (25), Tati (29), Casmi (50), Wasih (47), Casinih (39), dan Taniah (26). Salah seorang penumpang yang selamat, Casinih (39) mengungkapkan, saat sampai di perlintaan rel kereta api sebenarnya kendaraan sudah berhenti. Tapi sopir tidak tahu kalau saat itu ada dua kereta api dari arah berlawanan di rel yang bersebelahan. “Saat itu sopir hanya nengok ke sebelah kanan dan melihat ada kereta api dari arah Cirebon. Tapi ia tidak melihat kalau dari arah Jakarta juga ada kereta yang melintas cepat, sehingga mobil langsung tersambar,” ujar wanita yang kehilangan anaknya dalam kecelakaan ini. Casinih juga mengatakan, dirinya bersama penumpang lain sempat memperingatkan sopir bila kereta akan melintas. Namun diduga peringatan itu tidak didengar pengemudi. Lampu peringatan sebagai isyarat kereta hendak melintas yang terpasang di perlintasan itu pun diabaikan. Sehingga mobil tetap melaju melintasi rel kereta api. \"Sungguh tidak diduga, kereta api yang melintas itu melaju dengan cepat dan penumpang tidak sempat menyelamatkan diri,\" ungkapnya usai menjalani pemeriksaan medis. Kapolres Indramayu AKBP Wahyu Bintono mengatakan, polisi langsung mengevakuasi korban dari lokasi kejadian. \"Kita akan periksa masinis KA Arya Dwipangga dan meminta keterangan saksi-saksi,\" katanya. Dugaan sementara, kecelakaan tersebut terjadi akibat tidak adanya palang pintu kereta, sementara sopir kurang hati-hati. (oet/cip)               FOTO : CIPYADI/RADAR INDRAMAYU

Tags :
Kategori :

Terkait