Akhirnya ia ambil keputusan. \"Saya harus membuat video baru. Masyarakat tidak boleh panik,\" ujar Indro yang lama menjadi peneliti virus di Universitas Adelaide Australia itu.
Kebetulan Senin pagi kemarin ia harus ke Jakarta. Mengisi seminar. Di perjalanan itulah timbul ide untuk membuat video.
Tapi di jalan yang menurun dari Bandung ia ingin konsentrasi dengan kemudi. Terlalu banyak berita kecelakaan di area itu. Yang melibatkan penyanyi sampai pengusaha. Terakhir: Direktur Indomaret itu.
Yang mobilnya ringsek tertindih kontainer yang roboh.
Maka begitu mobilnya sampai di jalan tol layang Cikarang-Cawang, mulailah video itu dibuat.
Saya sendiri sudah berkali-kali lewat jalan layang itu, tapi sama dengan drh Indro: lupa nama jalan itu. Padahal setiap memasukinya selalu terbaca nama jalan itu: ada kata pangeran, ada kata bin, tapi bukan kata Salman di buntutnya.
Saya tidak bisa menebak jenis mobil apa yang dikendarai peneliti virus yang terkenal ini. \"Jangan disebut. Saya malu. Ini mobil kaleng,\" katanya.
Saya pun mengajukan beberapa tebakan: mobil sejuta umat –Avanza? Bukan. Xenia? Bukan. Calya? Ia tidak menolak.
Padahal, kalau saja ia mau bekerja di bisnis PCR, mobilnya sudah bisa ganti berganti.
Benarkah varian terbaru Omicron bisa menembus kekebalan orang yang sudah vaksinasi?
\"Tergantung pakai vaksin apa. Kalau vaksinnya bukan dari virus utuh yang dilemahkan tentu saja bisa,\" katanya.
Itulah sebabnya Amerika, Inggris, Eropa, dan Afrika Selatan lebih waspada. \"Mereka menggunakan vaksin bukan dari virus utuh yang dilemahkan,\" katanya.
Dengan demikian kalau mutasinya terjadi di luar bagian virus yang dijadikan vaksin, tentu belum tercover oleh vaksinasi.
Sinovac, yang awalnya diejek-ejek kini berenang-renang ke tepian.
Apakah protokol rakyat yang ia luncurkan masih relevan untuk varian Omicron?
\"Sepanjang varian itu masuknya lewat hidung dan mulut tetap relevan,\" katanya.