SETELAH Australia menunda rencana pembukaan kembali perbatasannya selama dua pekan menyusul meningkatnya kasus-kasus baru Covid-19, Kedutaan Besar China di Canberra juga ikut memperingatkan siswa asal negaranya agar menjaga kesehatan dan keselamatan di negara tersebut.
Sebelumnya pemerintah Australia memutuskan untuk menghentikan langkah pembukaan kembali negara itu termasuk bagi kelompok pelajar internasional, pekerja kemanusiaan, pekerja liburan, dan pemegang visa keluarga sementara, mulai 1 hingga 15 Desember.
Siswa internasional yang telah disuntik penuh dengan vaksin Sinovac dan Sinopharm, yang disetujui oleh Administrasi Australia, dapat masuk ke negara itu mulai 15 Desember.
Kedutaan Besar China dalam pengumuman yang dikeluarkan pada Selasa (30/11) menyarankan agar para pelajar memilih waktu dan rute penerbangan ke Australia.
\"Mahasiswa dapat melanjutkan untuk mengambil kursus online dan bentuk studi lainnya sesuai dengan peraturan universitas,\" kata pengumuman tersebut, seperti dikutip dari Global Times.
Baru-baru ini, lebih dari 100 kasus baru telah dilaporkan setiap hari di negara bagian New South Wales, sementara di Victoria, jumlah harian telah mencapai lebih dari 1.000 kasus baru. Selain itu ada juga temuan lima kasus varian Omicron di negara itu.
Sebelumnya Australia berencana untuk membuka kembali perbatasannya setelah memvaksinasi 86,8 persen dari populasi yang memenuhi syarat.
Rencana pembukaan perbatasan tersebut menarik keprihatinan dari Chen Hong, profesor dan Direktur Pusat Studi Australia di Universitas Normal China Timur.
\"Vaksin bukanlah peluru perak untuk menghindari infeksi meskipun faktanya tingkat vaksinasi di Australia telah meningkat,\" kata Chen.
Chen khawatir pembukaan kembali perbatasan dan pelonggaran pembatasan anti-pandemi di beberapa negara bagian Australia akan menyebabkan gelombang kasus lain, terutama dengan kedatangan varian Omicron.
Chen menunjukkan bahwa pembukaan kembali perbatasan dan langkah-langkah anti-pandemi yang dilonggarkan di negara itu didorong oleh kepentingan ekonomi tanpa mempertimbangkan potensi ancaman yang mungkin ditimbulkannya.
\"Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengambil kebijakan sebagai alat tawar-menawar untuk meningkatkan profilnya untuk pemilihan federal tahun depan yang tidak bertanggung jawab,\" kritik Chen.
Selain menyoroti masalah kesehatan, Kedutaan China juga mengingatkan bahwa saat ini masih ada pernyataan bermusuhan dan tindakan agresif terhadap mahasiswa China di Australia.
\"Sejak Canberra telah meracuni hubungan China-Australia, sentimen anti-China telah disesatkan oleh media lokal,\" kata Chen. (rmol)