Kasus Pemukulan Polwan Diduga Pelakunya Oknum TNI, Jenderal Andika Bereaksi

Selasa 07-12-2021,19:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

PANGLIMA TNI Jenderal Andika Perkasa angkat bicara terkait kasus pemukulan oknum TNI terhadap salah satu polisi wanita dari Polda Kalimantan Tengah (Kalteng). Kasus pemukulan itu viral dan mendapat atensi publik. Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berjanji akan proses kasus yang diduga menyeret anak buahnya itu.

“Saya akan proses hukum,” kata Jenderal Andika Selasa (7/12).

Andika mengatakan baru mendapat informasi tersebut. Jenderal bintang empat itu menegaskan proses hukum segera dilakukan.

Berdasarkan informasi yang beredar di media sosial, kejadian itu terjadi pada Sabtu (4/12/2021) pukul 20.00 WIB. Saat itu, personel Raimas melaksanakan patroli dan mengimbau agar masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Mereka juga meminta tempat hiburan malam untuk tetap memperhatikan waktu.

Kemudian pada pukul 22.30 WlB, personel Raimas melanjutkan patroli harkamtibmas di seputaran Kota Palangkaraya. Mereka kemudian berteduh karena hujan lebat.

Pukul 23.30 WIB, personel raimas melanjutkan patroli harkamtibmas sesuai dengan rute yakni melakukan pengecekan di JI. Kawasan Pameran Temanggung Tulung Palangkaraya, sekitaran Senaman Mantikei Palangkaraya, dan melakukan sambang pos penjagaan perumahan warga mau pun pejabat umum sampai pukul 01.00 WIB.

Dalam perjalanan pulang, personel raimas berpakaian dinas lengkap dan body vest menjumpai kerumunan di tengah Jalan Tjilik Riwut KM 02. Petugas pun turun melerai kerumunan perkelahian.

Namun malah mendapatkan perlawanan dari orang-orang yang mengaku anggota dan Batalyon Rider 631 Antang. Bripda Niko Laos Risky Marselino mendapat pukulan dibibir dan kepala bagian belakang, serta seorang polwan bernama Bripda Tazkia Nabila Supriadi mendapatkan pukulan di kepala bagian belakang dan luka memar di tangan bagian kiri.

Tim kemudian memanggil bantuan untuk mengurai massa, namun anggota raimas kembali mendapatkan perlawanan. Salah satu anggota raimas Bripda Sutan Rachman Saputra menerima pukulan di kepala.

Demi keselamatan anggota, Ipda Dhearny Adventya Grace Dachi menarik mundur anggota raimas dan melaporkan kejadian tersebut ke Provos Batalyon Raider 631 Antang. Hanya saja tidak mendapatkan respon baik.

Petugas Provos malah tertawa sambil bermain game dan menyebutkan bahwa anggota mereka tidak ada yang keluar pada malam itu. Di lokasi, Bripda Sari Julianti merekam kedatangan Provos Batalyon Raider 631 Antang sebagai barang bukti yang kemudian diancam bahwa ponsel tersebut akan dipecahkan.

Salah satu anggota juga mengancam akan memperpanjang masalah tersebut. Dikarenakan mendapat respon kurang baik maka Ipda Dhearny Adventya Grace Dachi memerintahkan anggota raimas kembali ke Mako Ditsamapta Polda Kalteng dan melaporkan hal tersebut ke pimpinan. (dal/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait