MENTERI Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mencatat, angka kekerasan seksual terhadap perempuan meningkat tahun ini. Hingga Juli 2021, telah terjadi 2.500 kasus kekerasan terhadap perempuan.
“Angka kasus kekerasan seksual terhadap wanita tahun ini melampaui catatan 2020 yakni 2.400 kasus,” kata Nadiem dalam webinar, dikutip Sabtu (11/12/2021).
Nadiem melihat, kasus nyata kekerasan seksual terhadap perempuan kemungkinan lebih besar dibanding data yang tercatat. Menurutnya, peningkatan angka kekerasan seksual ini juga imbas krisis akibat pandemi covid-19.
“Ini baru fenomena gunung es. Jumlah yang tidak dilaporkan berlipat ganda juga,” ujarnya.
Menurut Nadiem, kekerasan seksual memiliki dampak luar biasa. Sebab, kekerasan seksual memberikan dampak permanen, khususnya di kalangan pelajar.
“Dampak dari kekerasan seksual ini bisa sampai jangka panjang, bisa permanen mempengaruhi masa depan perempuan khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa,” tuturnya.
Nadiem menekankan, masa depan seorang anak dapat terancam jika menerima kekerasan seksual di masa kecil. Nadiem pun mengajak masyarakat untuk mencegah kekerasan seksual terhadap perempuan.
“Bayangkan menerima trauma di umur yang begitu muda seluruh masa depannya terancam,” tutur Nadiem.
Nadiem menekankan, kekerasan seksual terhadap perempuan di dunia pendidikan harus dihapuskan. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk turut serta berperan mengikis kekerasan seksual di lingkup pendidikan. (fin)