JAKARTA - Posisi angkat besi dalam Olimpiade sedang sangat terancam. Komite Olimpiade Internasional (IOC) akan menempatkan angkat besi, tinju, dan modern pentathlon dalam cabor opsional pada Olimpiade Los Angeles 2028. Selanjutnya, ada tiga cabor yang akan menggantikan, yaitu skateboard, panjat dinding, dan selancar.
Hal tersebut menjadi lanjutan dari kegeraman IOC atas maraknya skandal doping dan korupsi dalam Federasi Angkat Besi Internasional (IWF). Mereka menuntut IWF melakukan perbaikan internal federasi. IOC memberi waktu hingga 2023 jika ingin angkat besi tetap dilombakan dalam Olimpiade.
PB PABSI pun tidak tinggal diam mengingat angkat besi merupakan cabor unggulan yang selalu menyumbang medali. Wakil Ketua PB PABSI Djoko Pramono menolak penghapusan angkat besi. Apalagi, angkat besi merupakan salah satu cabor tertua dalam Olimpiade dan dilombakan sejak Olimpiade Athena 1896.
’’Statusnya memang belum resmi (dicoret). Tetapi, ini merupakan hal yang harus kami waspadai dan ini tidak boleh sampai terjadi. Akan sangat disayangkan jika cabor ini sampai hilang,’’ ujar Djoko dalam jumpa pers virtualnya.
Lebih lanjut, Djoko menyebut IWF sedang melakukan upaya terbaik untuk memperbaiki kinerja. ’’Saat rapat di Thailand beberapa bulan lalu, IWF dan IOC sudah bertemu dan sepakat untuk memerangi doping. Seluruh anggota federasi juga berusaha untuk itu,’’ lanjut Djoko.
PB PABSI tidak akan berjuang sendiri. Kemenpora dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) akan membuka diplomasi internasional untuk mempertahankan cabor unggulan tersebut.
Pekan lalu IOC merilis 28 cabor yang akan dimasukkan ke Olimpiade LA 2028. Ketiga cabor baru akan disahkan dalam IOC Session Februari mendatang. ’’Kami segera berkomunikasi ke IOC dan kami akan gencar di semua lini. Apalagi, kami memiliki hubungan baik dengan Presiden AWF (Federasi Angkat Besi Asia, Red) Mohamed Yousef Al Mana. Tentu kami harus berjuang karena angkat besi ini penting buat Indonesia,’’ ujar Ketua KOI Raja Sapta Oktohari. (mid)