ANGGOTA Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mempertanyakan rencana pemerintah dalam penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Pertalite. Pasalnya, penghapusan secara terburu-buru BBM jenis premium ini berpotensi menambah beban ekonomi masyarakat kecil yang terdampak oleh Pandemi Covid-19.
Syarief Hasan menilai, rencana penghapusan BBM jenis premium tersebut kurang tepat dilakukan secara terburu-buru.
“Saat ini, daya beli masyarakat masih lemah akibat dampak dari Pandemi Covid-19. Penghapusan BBM jenis Premium secara terburu-buru dapat semakin mempersulit masyarakat kecil yang selama ini banyak menggunakan BBM jenis premium,” ujar Syarief Hasan kepada wartawan, Sabtu (1/1).
Syarief Hasan menjelaskan, dirinya juga mendukung BBM yang ramah lingkungan namun tidak seharusnya memberatkan masyarakat.
“Saya juga setuju bahwa kita perlu beralih dari BBM dengan oktan rendah ke oktan yang lebih tinggi. Namun, hal lain yang harus dipikirkan adalah solusi alternatif bagi masyarakat sebagai pengganti premium,” katanya.
Wakil Ketua MPR ini juga meminta agar pemerintah harus memiliki solusi sebelum menghapuskan BBM jenis Premium dan juga Pertalite tersebut.
“Pemerintah harus memiliki solusi terlebih dahulu terkait BBM ataupun energi alternatif yang bisa menggantikan premium dengan harga yang murah dan dapat diakses oleh masyarakat kecil sebelum menghapuskan BBM jenis premium,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan, BBM jenis Pertalite agar tidak dihapuskan dalam jangka waktu yang dekat. Kata dia, eskipun kita direkomendasikan menggunakan BBM dengan minimal Oktan 91, namun Pertalite dengan Oktan 90 tidak seharusnya dihapuskan dalam jangka waktu yang dekat.
“Harus ada pertimbangan yang matang terkait dengan daya beli dan akses sehingga tidak menyulitkan masyarakat,karena daya beli yg semakin rendah dan akan meningkatkan kemiskinan,” tuturnya.
Syarief Hasan mendorong, pemerintah harus meninjau kembali wacana penghapusan BBM tersebut. “Perlu ada peninjauan kembali terkait ketersedian BBM pengganti dan harga serta akses masyarakat. Kita berharap, sebelum dilakukan penghapusan, jenis BBM yang akan menggantikan sudah tersedia sehingga dapat diakses dan memiliki harga yang murah,” katanya.
Syarief juga meminta pemerintah harus melakukan sosialisasi sebelum melakukan penghapusan. Kata dia, pemerintah harus memperbaiki komunikasi dengan masyarakat sebelum mengambil kebijakan lewat sosialisasi-sosialisasi.
“Pemerintah juga harus mendengarkan harapan-harapan masyarakat kecil,dan menjaga agar daya beli mereka tidak semakin tertekan dan rendah,” pungkasnya.(jp)
BACA JUGA:
- Viral Anggota DPRD Kuningan Selfie sambil Duduk di Atas Meja, Klarifikasi Begini
- Habib Bahar vs TNI Viral, Ini Perkembangan Kasus Ujaran Kebencian di Penyidikan Polisi