PERDAGANGAN nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih dibayangi tekanan dari kebijakan moneter AS. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) saat ini posisi rupiah berada di level Rp 14.370 per dolar AS.
Analis keuangan Ariston Tjendra mengungkapkan, pelemahan rupiah yang berlanjut masih disebabkan oleh sentimen kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS yaitu The Fed dan kekhawatiran kenaikan inflasi global.
“Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini ke kisaran 14.380-14.400 dengan potensi support di kisaran 14.350,” kata Ariston kepada JawaPos.com, Kamis (20/1).
Baca juga:Banjir di Drajat Kota Cirebon, Warga: Air Keluar dari Tanah dan Retakan Tanggul
Ariston menjabatkan, yield obligasi pemerintah AS pada perdagangan kemarin masih menunjukkan kenaikan. Yield tenor 10 tahun sempat menyentuh kisaran 1,9 persen lebih tinggi dari sehari sebelumnya. Hal tersebut memicu kecemasan pelaku pasar terhadap percepatan suku bunga acuan The Fed.
“Ini mengindikasikan bahwa pasar berekspektasi suku bunga acuan AS akan naik dalam waktu dekat,” ungkapnya.
Selain itu, Ariston menambahkan, kenaikan inflasi global bisa menjadi momok bagi pemulihan pertumbuhan ekonomi global seperti perekonomian negara berkembang.
“Ini bisa mendorong pasar keluar dari rupiah,” pungkasnya.(jp)