YOUADE - Back-to-back final di Piala Afrika. Ya, setelah final edisi 2019, Senegal kembali melangkah ke partai puncak di Piala Afrika 2021 pada tahun ini. Dalam semifinal di Ahmadou Ahidjo Stadium (3/2), Singa Teranga mengakhiri langkah kuda hitam Burkina Faso dengan skor 3-1.
Trio pemain Senegal di klub elite Eropa, bek Abdou Diallo dan gelandang Idrissa Gueye (keduanya Paris Saint-Germain) serta wide attacker Sadio Mane (Liverpool FC), menjadi pencetak gol-gol kemenangan.
Final kali ini sekaligus menjadi yang ketiga bagi Senegal dalam Piala Afrika. Sebelum edisi 2019, Singa Teranga juga masuk final edisi 2002. Keduanya sama-sama berakhir dengan kekalahan. Kalah adu penalti 2-3 oleh Kamerun di Bamako, Mali (2002), dan menyerah 0-1 oleh Aljazair di Kairo tiga tahun lalu.
Menilik skuad Senegal saat ini, sebagian besar merupakan alumnus final di Kairo. Pengalaman di Kairo itulah yang menjadi cambuk bagi Senegal untuk mengakhiri penantian juara Piala Afrika. Apalagi menghadapi Mesir yang memastikan satu tempat lainnya usai menundukkan Kamerun di semifinal.
”Pengalaman adalah aset terbesar kami,” ucap Mane seperti dilansir Reuters. ”Kami tidak ingin lagi menjadi pecundang karena kami semakin matang,” imbuh pemilik julukan Supermane tersebut.
Motivasi juara Mane berlipat karena pemain berusia 29 tahun tersebut telah menorehkan rekor sebagai top scorer sepanjang masa Timnas Senegal. Mane bersanding dengan bomber legendaris Henri Camara dengan koleksi 29 gol. Bedanya, Mane lebih cepat meraihnya atau dengan 86 caps. Camara sampai 99 caps.
Setali tiga uang dengan Mane, pelatih Senegal Aliou Cisse belajar banyak dari final 2019 untuk menghadapi final pada Senin (7/2) dini hari WIB.
Di Kairo, Senegal yang punya statistik sebagai tim dengan pertahanan terbaik (hanya kebobolan 1 gol) ternyata tidak menjamin bisa berjaya dalam final.
”Laga final selalu memberikan kejutan. Itu yang harus kami camkan baik-baik,” kata Cisse seperti dikutip CNN. (mid)